Boyolali (Antaranews Jateng) - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah,  menargetkan pendataan secara digital dengan menggunakan aplikasi Sistem Monitoring Sapi (Simapi) 2019 mencapai 5.000 ekor.
   
"Pendataan secara digital Simapi 2018 sebanyak 2.888 ekor sapi dan
sisanya 2.112 ekor sehingga totalnya mencapai 5.000 ekor hingga akhir tahun ini," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Disnakan Kabupaten Boyolali, Afiany Rifdania, di sela registrasi sapi, di Desa Sumbung, Cepogo Boyolali, Jumat. 
   
Menurut Afiany, pendataan tersebut diawali dengan pemasangan label pada telinga sapi (eartag) dengan kode berupa barcode pada plastik atom, diutamakan untuk sapi perah berjenis kelamin betina.
   
Afiany Rifdania mengatakan pihaknya tahun ini akan menyelesaikan pemasangan eartag untuk 2.112 ekor sapi. Pada tahun sebelumnya sebanyak 2.888 ekor sapi ditiga desa yakni Singosari, Kecamatan Mojosongo, Karanganyar, dan Sukorejo (Musuk). 
   
Tim Disnakkan pada kegiatan tersebut mendata sebanyak 31 ekor sekaligus melakukan pengambilan sampel darah rutin pada sapi. Sapi kemudian diberikan vitamin untuk mengembalikan tubuhnya seperti semula.
   
Selain itu, tim Dinaskan juga memasang eartag dengan mengambil darah pada induk sapi perah untuk mengetahui adanya penyakit "brucellosis". Karena penyakit ini bisa menular ke manusia selain kepada hewan dan itu yang berbahaya.
   
"Kalau hasilnya positif sapi akan disembelih paksa, yang akan digantikan dengan bantuan sosial," katanya.
   
Afiany Rifdania mengatakan aplikasi Simapi berisi data mengenai sapi tersebut dan bisa dilihat oleh siapa pun dan petugas dapat memasukkan data kapan pun.

Petugas diberi kode khusus untuk bisa memasukkan data ketika datang melakukan tindakan seperti mengobati atau tindakan lain.
   
"Kami dapat terintegrasi untuk kesehatan hewan, tetapi juga reproduksi, produksi, dan pakan serta sebagainya bisa dimasukkan ke dalam aplikasi ini," katanya.
   
Menurut dia, selain pemilik, alamat, data penting lainnya, kapan sapi kawin, kapan dilakukan inseminasi buatan, kapan diperiksa kebuntingan kemudian bisa digunakan untuk lalu lintas ternak dimasukkan ke dalam aplikasi tersebut.
   
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau peternak untuk dapat memanfaatkan program tersebut dengan memberikan informasi dan meregistrasi ternaknya. Pengambilan darah dan pemberian vitamin ini, masyarakat tidak dipungut biaya atau gratis.
   
"Kami berharap masyarakat memanfaatkan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang ada di Kabupaten Boyolali. Peternak bisa bekerja sama atau melapor kalau membutuhkan tenaga dari Puskeswan atau membutuhkan obat-obatan dari Puskeswan.
   
Selain itu, masyarakat juga bisa konsultasi, minta bantuan untuk penyakit tertentu yang obatnya sudah disediakan puskeswan itu gratis. 



 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024