Kudus (Antaranews Jateng) - Ratusan warga dari Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, masih bertahan di tempat pengungsian meskipun hujan mulai reda dan genangan banjir juga mulai surut.

Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Kudus Bergas Catursasi Penanggungan di Kudus, Jumat, jumlah warga yang masih bertahan di tempat pengungsian sebanyak 84 keluarga dengan jumlah jiwa sebanyak 263 jiwa.

Dari jumlah tersebut, paling banyak perempuan berjumlah 138 orang, selebihnya merupakan laki-laki.

Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, genangan banjir di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, yang merupakan lokasi banjir terparah, saat ini mulai surut.

Hanya saja, kata dia, sebagian besar pengungsi belum berani pulang ke rumah karena beberapa faktor.

"Bisa saja, mereka mempertimbangkan kemungkinan curah hujan kembali meningkat sehingga genangan banjir kembali tinggi," ujarnya.

Selain itu, kata dia, ada pula yang mempertimbangkan keselamatan putra putrinya yang masih balita karena di lingkungan sekitar masih banyak genangan banjir dikhawatirkan terperosok ke dalam kubangan yang dalam.

Untuk kebutuhan logistik pengungsi hingga saat ini terpenuhi, termasuk tim relawan yang bertugas menyediakan makan dan minum untuk pengungsi.

"Kami sudah membagi tugas dengan relawan dari PMI Kudus dalam menyiapkan makan untuk pengungsi, yakni untuk makan pagi, makan siang dan makan malam," ujarnya.

Jadwal menyiapkan menu makan pada siang dan malam, kata dia, menjadi kewajibannya relawan dari Taruna Siaga Bencana, sedangkan khusus menu makan pagi disediakan relawan PMI Kudus. 

Jika cuaca cerah seperti hari ini (1/2) bertahan hingga beberapa hari mendatang, dia memastikan, genangan banjir yang mengepung perkampungan di Desa Jati Wetan akan kembali surut karena dibantu dua pompa untuk membuang air genangan banjir ke Sungai Wulan.

"Ketika debit air Sungai Wulan turun, tentunya bisa langsung dibuang melalui pintu pembuang, sedangkan saat masih tinggi maka pembuangannya menggunakan mesin pompa air yang tersedia," ujarnya.  

Selain dicukupi kebutuhan makan dan minum setiap harinya, para pengungsi juga mendapatkan layanan pengobatan gratis dari Puskesmas terdekat. 

Nur Khasanah, salah seorang pengungsi di Balai Desa Jati Wetan mengakui terpaksa mengungsi karena memiliki anak kecil.

"Meskipun air tidak sampai masuk ke dalam rumah, di di jalan penuh dengan air sehingga khawatir dengan keselamatan anak yang masih balita," ujarnya. 

Warga Desa Jati Wetan mulai mengungsi ke Balai Desa Jati Wetan sejak Senin (28/1), menyusul tingginya genangan banjir di desa setempat. 

Selain Desa Jati Wetan yang terdampak banjir, di antaranya ada Desa Jatis Kapuan, Tanjungkarang, serta Jati Kulon, dan Pasuruhan Lor, namun airnya cepat surut sehingga tidak ada yang mengungsi.

Kecamatan lain yang terdampak banjir, yakni Mejobo meliputi Desa Golantepus, Mejobo, dan Temulus dengan jumlah keluarga yang terdampak mencapai 1.707 keluarga dengan jumlah 6.016 jiwa, namun karena genangan banjir bersifat sementara warga tidak ada yang mengungsi.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024