Semarang (Antaranews Jateng) - Para desainer yang tergabung dalam Asosiasi Desainer Se-Indonesia, Indonesian Fashion Chamber (IFC), menggagas perubahan pasar mode dalam  ajang January Board Meeting (JBM) 2019.

National Chairman IFC Ali Charisma di Semarang, Senin, mengatakan pertemuan tahunan yang berlangsung selama 4 hari (27-30 Januari) tersebut akan membahas isu utama mengenai perubahan pasar mode yang terjadi saat ini.

"Isu utama yang akan kami bahas adalah perubahan pasar mode yang dipengaruhi oleh kemajuan tekonologi. Sekarang ini banyak sekali perubahan, baik itu cara mempromosikan produk dan menjual produk, sehingga baik desainer muda maupun senior harus merespons hal itu," katanya.

Menurutnya, perubahan pasar dan gaya hidup harus direspons dengan cepat karena dapat mengubah cara memproduksi, mempersiapkan produk, dan distribusi yang tidak dapat lagi konvensional, tetapi harus mengikuti kemajuan teknologi.

Ia mencontohkan kebanyakan bisnis mode saat ini dilakukan via online dan e-commerce sehingga bagi yang tetap memilih jalan konvensional tentu akan sangat sulit untuk mencocokkan dengan industri saat ini yang mengedepankan praktis dan cepat. 

"Gaya hidup milennial tidak lagi harus pergi ke butik, tetapi cukup dengan media sosial. Karena itu, desainer-desainer yang memiliki talenta bagus harus diantisipasi agar tidak ketinggalan zaman," katanya.

Terkait dengan tren fesyen muslim, Ali mengakui pasarnya cukup bagus karena permintaan yang sangat tinggi dan direspons baik oleh para desainer.

"Pasar busana muslim di Indonesia memang bukan dipaksakan busananya diperbanyak dulu kemudian orang pada mau beli dan pakai hijab, tetapi karena memang permintaannya yang banyak sekali. Peluangnya sangat besar secara lokal dan pasar nomor satu di Indonesia adalah busana muslim," katanya.

Kolaborasi dengan UMKM
Dalam kesempatan tersebut Asisten Administrasi Umum Setda Kota Semarang Masdiana menyambut baik kegiatan JBM 2019 dengan harapan ke depannya ada kolaborasi yang sangat baik antara desainer dan UMKM yang ada.

"Semarang sendiri sangat memungkinkan sebagai kota fesyen karena lengkap mulai dari UMKM, desainer, dan tempatnya, termasuk dalam hal pewarnaan untuk kain batik juga tidak kalah. Untuk tempat di Kota Semarang ada Taman Indonesia Kaya dan galeri di Kota Lama yang akan diresmikan pada Maret 2019," katanya.

JBM merupakan ajang pertemuan dan silaturahim anggota IFC seluruh Indonesia untuk menyamakan visi dalam melakukan kegiatan di bidang mode, regenerasi, memberikan gambaran tren kedepan dan berbagi informasi seputar mode dan industri fashion.  

JBM juga sebagai ajang penerimaan anggota baru dari berbagai kota di Indonesia, yang telah melewati kurasi dan melalui ajang JBM, anggota baru diwajibkan menggelar karyanya untuk dilihat, dinilai, dan diapresiasi.  
 

Pewarta : Mahmudah dan Nur Istibsaroh
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024