Semarang (Antaranews Jateng) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan tantangan kepada Pelindo III Regional Jateng untuk mengembangkan Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, secara revolusioner sebagai upaya mendukung program tol laut.
"Mimpi saya, kalau orang ke pelabuhan senang dan bahagia, kayak orang tiba di bandara mau naik pesawat, Tanjung Emas itu kekecilan, kalau dibesarkan bagaimana, harus dengan teknologi apa yang bisa dipakai? Mau melakukan apa di Semarang dan Tegal atau di manapun, kalau tidak revolusioner gak usah," kata Ganjar di Semarang, Selasa.
Menurut Ganjar, infrastruktur transportasi laut perlu terus didorong semua pihak, termasuk Pemprov Jateng dan Pelindo.
"Setelah bandara, jalan tol, dan kereta sekarang yang ditunggu adalah laut. Semuanya sudah bagus diperbaiki, sekarang tinggal di laut. Pelindo mau melakukan hal revolusioner apa di Jateng," ujarnya saat menerima kunjungan jajaran Pelindo III Regional Jateng di ruang kerja gubernur.
Menanggapi tantangan tersebut, Direktur Pelindo III Regional Jateng Arif Prabowo menyampaikan bahwa pihaknya saat ini masih fokus pengembangan untuk kawasan Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) Tanjung Emas Semarang dan Tanjung Intan Tegal.
Untuk pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas memasuki tahap penyelesaian reaktivasi rel kereta api Bandarharjo-Tawang.
"Maret reaktivasi selesai, kalau itu terhubung, akan menghubungkan bagian selatan dan barat Jawa, bahkan Grobogan sudah minta dan akan melakukan ekspor atau antarpulau lewat kereta api," katanya.
Ia mengungkapkan pada pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas, pihaknya menemukan banyak kendala antara lain, penurunan tanah yang mencapai 35 centimeter per tahun, dan masih terdapat lahan-lahan sengketa.
Arif berharap segera ada alternatif untuk persoalan itu karena Pelabuhan Tanjung Emas merupakan pelabuhan terbesar di Jateng.
"Perlu alternatif pelabuhan, Sluke Rembang atau Jepara jadi pilihan tepat karena kontur bawah lautnya berupa koral, tapi masih perlu koordinasi," ujarnya.
"Mimpi saya, kalau orang ke pelabuhan senang dan bahagia, kayak orang tiba di bandara mau naik pesawat, Tanjung Emas itu kekecilan, kalau dibesarkan bagaimana, harus dengan teknologi apa yang bisa dipakai? Mau melakukan apa di Semarang dan Tegal atau di manapun, kalau tidak revolusioner gak usah," kata Ganjar di Semarang, Selasa.
Menurut Ganjar, infrastruktur transportasi laut perlu terus didorong semua pihak, termasuk Pemprov Jateng dan Pelindo.
"Setelah bandara, jalan tol, dan kereta sekarang yang ditunggu adalah laut. Semuanya sudah bagus diperbaiki, sekarang tinggal di laut. Pelindo mau melakukan hal revolusioner apa di Jateng," ujarnya saat menerima kunjungan jajaran Pelindo III Regional Jateng di ruang kerja gubernur.
Menanggapi tantangan tersebut, Direktur Pelindo III Regional Jateng Arif Prabowo menyampaikan bahwa pihaknya saat ini masih fokus pengembangan untuk kawasan Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) Tanjung Emas Semarang dan Tanjung Intan Tegal.
Untuk pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas memasuki tahap penyelesaian reaktivasi rel kereta api Bandarharjo-Tawang.
"Maret reaktivasi selesai, kalau itu terhubung, akan menghubungkan bagian selatan dan barat Jawa, bahkan Grobogan sudah minta dan akan melakukan ekspor atau antarpulau lewat kereta api," katanya.
Ia mengungkapkan pada pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas, pihaknya menemukan banyak kendala antara lain, penurunan tanah yang mencapai 35 centimeter per tahun, dan masih terdapat lahan-lahan sengketa.
Arif berharap segera ada alternatif untuk persoalan itu karena Pelabuhan Tanjung Emas merupakan pelabuhan terbesar di Jateng.
"Perlu alternatif pelabuhan, Sluke Rembang atau Jepara jadi pilihan tepat karena kontur bawah lautnya berupa koral, tapi masih perlu koordinasi," ujarnya.