Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi puncak musim hujan terjadi selama Januari hingga Februari 2019 dengan intensitas antara 300-400 milimeter.

Kewaspadaan terhadap bencana alam yang disebabkan oleh musim hujan pun sudah seharusnya berada pada titik tertinggi.

Berbagai wujud bencana karena musim hujan, antara lain banjir, tanah longsor, puting beliung, tanah bergerak, dan pohon tumbang. Untuk kawasan Gunung Merapi perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya banjir lahar hujan.

Segala kesiapsiagaan bukan saja dilekatkan kepada kalangan petugas dan relawan baik dari institusi pemerintah maupun organisasi sosial kemasyarakatan yang menangani masalah bencana alam.

Namun, kewaspadaan tinggi juga sudah semestinya melekat di masyarakat, terutama yang bertempat tinggal di berbagai daerah rawan bencana alam karena musim hujan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mencatat 1.864 desa di 336 kecamatan berpotensi banjir, sedangkan 2.134 desa tersebar di 344 kecamatan berpotensi tanah longsor.

Selain kesiapan personel dan masyarakat, berbagai peralatan pendukung tim penanggulangan bencana juga harus dalam posisi siaga beroperasi.

Pemahaman masyarakat terhadap mitigasi bencana alam menjadi faktor penting untuk kesiagaan mereka menghadapi bencana. Pemahaman itu, antara lain menyangkut kesadaran tinggal di daerah rawan bencana, tanggap terhadap perkembangan keadaan lingkungan yang mengarah terjadinya bencana alam, dan terlatih untuk evakuasi mandiri ke tempat aman.

Sejumlah perangkat mitigasi bencana, seperti peta daerah rawan bencana dan penempatan berbagai peralatan pendeteksi bencana, juga menjadi kebutuhan penting untuk mengurangi risiko jatuhnya korban jika terjadi perisiwa alam akibat puncak musim hujan.

Data BPBD Jateng menunjukkan terjadinya penurunan bencana alam. Pada 2017 tercatat 2.463 bencana dengan kerugian Rp87 miliar, sedangkan pada 2018 tercatat 1.734 bencana dengan kerugian Rp47 miliar.

Peristiwa alam tidak bisa dielakkan manusia, namun jatuhnya korban bisa dicegah atau paling tidak diminimalisasi, melalui kewaspadaan dan kesiagaan penanggulangan bencana alam.

 

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024