Batang (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, meminta para lurah agar dana kelurahan yang dikucurkan oleh pemerintah digunakan untuk menata kota agar tidak terkesan kumuh.

Bupati Batang Wihaji di Batang, Senin, mengatakan bahwa sudah saatnya kepala kelurahan atau luran harus proaktif, kreatif, dan inovatif dalam memberikan pelayanan dan penataan kelurahan.

"Pada 2019, dana kelurahan akan dikucurkan untuk menata kota namun kami minta kepala kelurahan harus melakukan rapat koordinasi membuat rencana anggaran kelurahan (RAK) agar tidak tumpang tindih dengan dana aspirasi dari DPRD," katanya.

Selain itu, kata dia, dana keluarahan juga harus digunakan sesuai dengan peruntukanya dan memprioritaskan hal yang menjadi isu kebutuhan masyarakat terutama perbaikan jalan dan penatan tempat kumpuh. 

"Saya ingin Kota Batang menjadi kota yang hijau, bersih, sejuk, dan indah dilihat pada siang terang dan saat malam hari penuh dengan aneka penerangan lampu kota," katanya.

Kepala Badan Perencana, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Kabupaten Batang Ari Yudianto mengatakan program penataan kota akan diawali dari Jalan Jenderal Achmad Yani, Alun-Alun Batang dengan alokasi anggaran sebanyak Rp700 juta. 

Kemudian, kata dia, dilanjutkan dengan penataan kota Jalan Dr. Sutomo dengan anggaran senilai Rp2 miliar, serta penataan Taman Kota Kalisari Rp200 juta.

"Oleh karena, kami berharap ada dukungan dari kepala kelurahan ikut mensosialisaikan program itu pada warga  maupun para pedagang agar pembangunannya dapat terlaksana dengan baik serta lancar," katanya.
 
Ia mengatakan sesuai rencana, penetaan kota di Jalan DR. Sutomo akan dimulai pada Juli mendatang.

Saat ini, kata dia, di Batang ada sekitar 112 hektare yang masih berupa wilayah kawasan kumuh yang tersebar di enam desa/kelurahan antara lain Desa Karangasem Utara, Karangasen Selatan, Denasri Wetan, Denasri Kulon, Klidang Wetan, dan Klidang Kulon, serta Kalibeluk.

"Untuk mengatasi masalah itu, kami telah berkolaborasi dengan dengan pemerintah pusat di 2018 ada anggaran Rp4,8 miliar untuk menata kawasan kumuh, jalan, saluran air, penyediaan air bersih, dan persampahan," katanya.

 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024