Boyolali (Antaranews Jateng ) - Warga Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, bersiaga dengan menggelar ronda menyusul Gunung Merapi yang mengeluarkan lava pijar pada Jumat (4/1).
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta sebelumnya mengeluarkan lava pijar, namun abunya tidak sampai ke Dukuh Stabelan.
"Dukuh Stabelan yang memiliki jarak sekitar 3,5 kilometer dari puncak Merapi berkabut, namu bersih dari abu vulkanik," kata Kepala Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Maryanto, Sabtu.
Menurut Maryanto, Merapi yang mengeluarkan lava pijar dari puncak itu mengarah ke hulu Kali Gendol pada Jumat (4/1) sekitar pukul 21.00 WIB itu, justru tidak terdengar dari Stabelan Boyolali.
Namun, warga Stabelan tetap waspada dengan melakukan ronda malam hingga Sabtu pagi ini.
Warga Stabelan dengan jumlah penduduk sekitar 369 jiwa tetap berakivitas seperti biasa bertani sayuran ke ladang masing-masing.
"Kondisi puncak Merapu dilihat dari Stabelan justru tidak kelihatan. Saya bersama warga lain berjaga hingga waktu subuh," kata Maryanto.
Meskipun warga tetap beraktivitas di ladang, mereka diminta tetap waspada sehingga jika terjadi erupsi sewaktu-waktu, langsung berkumpul di titik kumpul untuk dievakuasi ke tempat pengungsian yang sudah disiapkan Desa Tlogolele.
Pemerintah melalui para sukarelawan penanganan bencana alam erupsi juga telah menyiapkan tempat pengungsian seperti beralatan dapur umum.
"Namun, kondisi puncak Merapi saat ini, berawan dan status masih waspada level 2. Informasi itu dari BPPTKG melalui pemerintah daerah setempat," katanya.
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta sebelumnya mengeluarkan lava pijar, namun abunya tidak sampai ke Dukuh Stabelan.
"Dukuh Stabelan yang memiliki jarak sekitar 3,5 kilometer dari puncak Merapi berkabut, namu bersih dari abu vulkanik," kata Kepala Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Maryanto, Sabtu.
Menurut Maryanto, Merapi yang mengeluarkan lava pijar dari puncak itu mengarah ke hulu Kali Gendol pada Jumat (4/1) sekitar pukul 21.00 WIB itu, justru tidak terdengar dari Stabelan Boyolali.
Namun, warga Stabelan tetap waspada dengan melakukan ronda malam hingga Sabtu pagi ini.
Warga Stabelan dengan jumlah penduduk sekitar 369 jiwa tetap berakivitas seperti biasa bertani sayuran ke ladang masing-masing.
"Kondisi puncak Merapu dilihat dari Stabelan justru tidak kelihatan. Saya bersama warga lain berjaga hingga waktu subuh," kata Maryanto.
Meskipun warga tetap beraktivitas di ladang, mereka diminta tetap waspada sehingga jika terjadi erupsi sewaktu-waktu, langsung berkumpul di titik kumpul untuk dievakuasi ke tempat pengungsian yang sudah disiapkan Desa Tlogolele.
Pemerintah melalui para sukarelawan penanganan bencana alam erupsi juga telah menyiapkan tempat pengungsian seperti beralatan dapur umum.
"Namun, kondisi puncak Merapi saat ini, berawan dan status masih waspada level 2. Informasi itu dari BPPTKG melalui pemerintah daerah setempat," katanya.