Solo (Antaranews Jateng) - Real Estate Indonesia (REI) Soloraya menargetkan pembangunan 6.000 unit rumah sederhana di tahun ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Angka ini tumbuh jika dibandingkan dengan realisasi penjualan rumah subsidi tahun 2018 sekitar 4.000 unit," kata Ketua REI Komisariat Soloraya Anthony Abadi Hendro di Solo, Jumat.

Untuk memenuhi target tersebut, pihaknya berupaya membuka lahan potensial untuk hunian dan upaya keringanan perizinan proses pembangunan. Di sisi lain, ia juga berharap agar target tersebut bisa tercapai seiring dengan fasilitas kredit pemilikan rumah yang disediakan perbankan.

"Kebutuhan rumah subsidi sangat besar sehingga perlu dukungan perbankan. Dengan begitu, kebutuhan primer masyarakat akan rumah bisa segera terealisasi," katanya.

Mengenai harga rumah subsidi, ia memprediksi akan ada kenaikan sekitar Rp6 juta/unit. Meski demikian, sejauh ini belum ada keputusan resmi dari pemerintah.

"Kalau tahun lalu kan harga rumah subsidi Rp130?juta/unit, untuk tahun ini kemungkinan di kisaran Rp136?juta/unit," katanya.

Menurut dia, meskipun angka tersebut tidak sesuai dengan usulan awal yang diajukan REI, perubahan harga tersebut tetap disambut baik para pengembang.

"Sebetulnya usulan kami di harga Rp138?juta. Meski demikian, kenaikan ini cukup bagus, sesuai dengan kenaikan harga material bangunan dan tanah," katanya.

Sementara itu, ia mengatakan sejauh ini angka permintaan rumah subsidi di wilayah Soloraya terus mengalami peningkatan. Untuk tahun lalu saja, ada peningkatan penjualan hingga?500?unit jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut dia, kenaikan penjualan tersebut seiring dengan berkembangkan sektor industri di Soloraya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024