Jakarta (Antaranews Jateng) - Motif macan tutul siap menggebrak dunia mode setelah dianggap murahan dan norak, bahkan mengkhawatirkan konservasi hewan, namun dalam musin ini justru menjadi tren mode.
“Motif hewan merupakan pernyataan untuk menentang pemusnahan terhadap ‘kucing besar’ (kelompok panthera), dengan sadar memilih menggunakan bulu palsu,” jelas konsultan gaya Andreas Rose dari Frankrut, sebagaimana dilansir dpa, Jumat.
Kepopuleran motif ini sudah sangat lama, Rose menambahkan, "Kain sutra dicetak dengan motif hewan liar, termasuk kucing besar, yang muncul pertama kali sejak abad ke-18.”
Pada tahun 1980-an, motif hewan liar digunakan oleh bintang rock seperti Steve Tyler Aerosmith. Desainer Italia Robertp Cavalli ,yang dikenal sebagai “Raja Macan Tutul”, yang membuat dirinya populer di antara kalangan modis.
Musim ini, bagaimana pun, Cavalli bukan satu-satunya yang menggunakan tren tutul lepas karena cetakan seperti itu juga terlihat di panggung peragaan busana oleh Gareth Pugh, Raf Simons, dan Dolce & Gabbana.
Baca juga: Dianggap rasis, Peragaan busana Dolce & Gabbana di China batal
“Orang yang sadar model dapat mengunakan desain ini dengan motif lain. Tapi hal itu tidak hanya memerlukan kenyamanan untuk kombinasi—tetapi juga memerlukan hasrat untuk menarik perhatian,” ujar penata rambut Ritchie Karkowski.
Motif tersebut dapat dikombinasikan dengan pakaian berwarna polos untuk penampilan lebih bersahaja.
“Terlihat sangat elegan dengan hitam atau kecoklatan, misalnya. Jika Anda menyukai sedikit lebih berwarna, cocok dipadukan dengan merah muda, biru tua atau merah tua. Semua bergantung pada efek yang ingin dicapai. Dengan warna-warna netral terlihat elegan, selama dipadukan dengan warna berwarna yang berani dan modis,” ungkap Karkowski.
Motif macan tutul tidak hanya digunakan pada pakaian. Menurut Claudia Schulz dari German Shoe Institute,“Motif macan tutul ini sebenarnya dapat mucul di semua jenis sepatu. Yang harus dimiliki musim ini tentu saja adalah sepatu boot dengan tumit sepatu bermotif macan tutul.”
Baca juga: Nurman ubah kulit ceker ayam jadi sepatu
Penerjemah: Anggarini Paramita
“Motif hewan merupakan pernyataan untuk menentang pemusnahan terhadap ‘kucing besar’ (kelompok panthera), dengan sadar memilih menggunakan bulu palsu,” jelas konsultan gaya Andreas Rose dari Frankrut, sebagaimana dilansir dpa, Jumat.
Kepopuleran motif ini sudah sangat lama, Rose menambahkan, "Kain sutra dicetak dengan motif hewan liar, termasuk kucing besar, yang muncul pertama kali sejak abad ke-18.”
Pada tahun 1980-an, motif hewan liar digunakan oleh bintang rock seperti Steve Tyler Aerosmith. Desainer Italia Robertp Cavalli ,yang dikenal sebagai “Raja Macan Tutul”, yang membuat dirinya populer di antara kalangan modis.
Musim ini, bagaimana pun, Cavalli bukan satu-satunya yang menggunakan tren tutul lepas karena cetakan seperti itu juga terlihat di panggung peragaan busana oleh Gareth Pugh, Raf Simons, dan Dolce & Gabbana.
Baca juga: Dianggap rasis, Peragaan busana Dolce & Gabbana di China batal
“Orang yang sadar model dapat mengunakan desain ini dengan motif lain. Tapi hal itu tidak hanya memerlukan kenyamanan untuk kombinasi—tetapi juga memerlukan hasrat untuk menarik perhatian,” ujar penata rambut Ritchie Karkowski.
Motif tersebut dapat dikombinasikan dengan pakaian berwarna polos untuk penampilan lebih bersahaja.
“Terlihat sangat elegan dengan hitam atau kecoklatan, misalnya. Jika Anda menyukai sedikit lebih berwarna, cocok dipadukan dengan merah muda, biru tua atau merah tua. Semua bergantung pada efek yang ingin dicapai. Dengan warna-warna netral terlihat elegan, selama dipadukan dengan warna berwarna yang berani dan modis,” ungkap Karkowski.
Motif macan tutul tidak hanya digunakan pada pakaian. Menurut Claudia Schulz dari German Shoe Institute,“Motif macan tutul ini sebenarnya dapat mucul di semua jenis sepatu. Yang harus dimiliki musim ini tentu saja adalah sepatu boot dengan tumit sepatu bermotif macan tutul.”
Baca juga: Nurman ubah kulit ceker ayam jadi sepatu
Penerjemah: Anggarini Paramita