Magelang (Antaranews Jateng) - Uskup Keuskupan Agung Semarang Monsiyur Robertus Rubiyatmoko mengharapkan perayaan Natal 2018 dapat mengembangkan tanggung jawab umat beriman terhadap kepentingan kesejahteraan sesama.

 "Semoga perayaan agung Natal ini sungguh membantu kita untuk mengembangkan diri sebagai umat beriman yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan sesama," katanya dalam "Pesan Pastoral Uskup Keuskupan Agung Semarang Mengakhiri Tahun 2018 dan Menyambut Tahun 2019" yang diterima di Magelang, Senin.

 Ia juga mengharapkan perayaan Natal tahun ini menguatkan umat beriman untuk terus menghadirkan Kerajaan Allah yang memerdekakan kehidupan manusia.

Kiranya, ucap dia, hikmat Allah bagi umat beriman sungguh lahir dan memimpin di tengah-tengah manusia untuk hidup dalam hikmat itu.

 Ia mengatakan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) telah menyampaikan pesan bersamanya untuk umat dalam tema, "Yesus Kristus Hikmat Bagi Kita".

Melalui tema itu, kata dia, umat diajak menghayati dan memberi wujud atas hidup pribadi maupun bersama sehingga semakin mencerminkan semangat Yesus yang berkenan hadir di dunia guna menyelamatkan manusia.

Dalam pesan pastoral (kegembalaan) yang disebarluaskan melalui Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Semarang itu, Monsiyur Rubi optimistis bahwa bangsa,  negara, gereja, berbagai komunitas, serta keluarga-keluarga senantiasa dijaga oleh Allah Yang Mahakasih sehingga dapat bersaudara dan berkarya dalam suasana kebersamaan yang membahagiakan.

Ia mengharapkan pada 2019 dan tahun-tahun selanjutnya masyarakat mengalami persaudaraan yang lebih baik sehingga bisa semakin optimal dalam menjalankan karya perutusan Tuhan guna mewujudkan kesejahteraan umum di tengah bangsa yang multikultural.
 
Ia mengatakan umat Katolik Keuskupan Agung Semarang yang wilayah pastoralnya meliputi sebagian Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu, diperkenankan menjalani tahun 2018 dengan fokus pastoral bertema, "Menjadi Gereja Inklusif, Inovatif, dan Transformatif yang Bekerjasama Sinergi dalam Masyarakat Multikultural Mewujudkan Kesejahteraan".

 Terkait dengan tema itu, kata dia, umat mengupayakan terwujudnya kesejahteraan pokok yang meliputi pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, dan terciptanya peluang kerja, serta mengembangkan kaderisasi melalui "formatio" iman berjenjang.
 
"Kendati hasilnya belum optimal, bangunan kesadaran dan upaya-upaya konkret telah dirintis dan terus dikembangkan," kata dia.
 
Pada 2019, ia mengajak umat meneruskan cita-cita bersama, mewujudkan kesejahteraan dengan cakupan garapan yang lebih luas, yaitu mewujudkan kesejahteraan umum, dengan fokus pastoral bertema, "Umat Allah Keuskupan Agung Semarang Mewujudkan Kesejahteraan Umum dalam Masyarakat Multikultural".

Ia menjelaskan kesejahteraan yang hendak diwujudkan bersama dalam kerja sama dengan seluruh warga, adalah terciptanya tata hidup bersama yang menghadirkan kondisi masyarakat yang semakin memungkinkan semua komponen mencapai kondisi hidup yang bermartabat, antara lain melalui peningkatan kualitas demokrasi, pemilu, "srawung" (bergaul), dan dialog.

Salah satu hal yang akan menjadi batu uji bagi usaha mewujudkan kesejahteraan umum itu, katanya, peristiwa demokrasi 5 tahunan, yaitu Pemilu 2017, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden.
 
Ia mengemukakan bahwa harapan terhadap pelaksanaan pemilu bukan sebatas aman, lancar, dan tertib.
 
Akan tetapi, katanya, perlu upaya untuk menghasilkan pemimpin bangsa serta para wakil rakyat yang berkualitas dan berintegritas, bekerja untuk menyejahterakan seluruh rakyat, dan sungguh-sungguh menjaga kelangsungan hidup, kesatuan, serta persatuan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila, UUD 1945, NKRI, Binneka Tunggal Ika.

 

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024