Wonosobo (Antaranews Jateng) - Puluhan siswa Paket C vokasional batik Satuan Pendidikan Nonformal Sanggar Kegiatan Belajar (PNF SKB) Wonosobo, Jawa Tengah, Senin, mengikuti uji kompetensi.
Uji kompetensi yang menghadirkan lima orang assesor dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Batik Semarang tersebut diikuti oleh 21 peserta didik Paket C vokasional batik.
Staf pengajar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Ilmu Kalibawang, Wonoosbo, Wahyu Dwi Prasetyaningrum mengatakan melalui uji kompetensi ini para peserta didik diharapkan mampu memenuhi standar keterampilan yang dibutuhkan industri batik, baik di lingkup usaha skala kecil, menengah maupun di tataran perusahaan besar.
Ia menuturkan tujuan dari digelarnya uji kompetensi bagi para siswa vokasional batik tersebut juga untuk meningkatkan wawasan dan semangat berkompetisi secara global.
"Peserta uji kompetensi dibagi 2, yaitu uji kompetensi skema pembatik tulis sebanyak 16 orang dan uji kompetensi pembuat gambar pola batik sebanyak lima orang," kata Prasetyaningrum.
Ia mengatakan para peserta mengikuti uji kompetensi selama dua hari diuji oleh lima assesor dari LSP Semarang, yang dipimpin oleh Dr. Ir Rodia Syamwil, M.Pd.
Ia menuturkan pihaknya selaku mitra PNF SKB juga berharap para peserta didik yang telah mengikuti uji kompetensi tidak sekadar pintar mencari kerja, melainkan mampu berkompetisi secara lebih terbuka dengan menangkap peluang usaha dan mandiri dengan mendirikan usaha kerajinan batik di rumah masing-masing.
Menurut dia peluang untuk sukses di sektor UKM batik masih terbuka lebar, mengingat pasar juga masih meminati beragam motif batik.
"Wonosobo dengan coraknya yang khas tentu harus optimistis mampu bersaing dengan produk-produk batik yang sudah beredar di pasar saat ini, asal para perajinnya senantiasa mengasah kreatifitas dan meningkatkan wawasan melalui beragam media," kata Prasetyaningrum.
Uji kompetensi yang menghadirkan lima orang assesor dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Batik Semarang tersebut diikuti oleh 21 peserta didik Paket C vokasional batik.
Staf pengajar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Ilmu Kalibawang, Wonoosbo, Wahyu Dwi Prasetyaningrum mengatakan melalui uji kompetensi ini para peserta didik diharapkan mampu memenuhi standar keterampilan yang dibutuhkan industri batik, baik di lingkup usaha skala kecil, menengah maupun di tataran perusahaan besar.
Ia menuturkan tujuan dari digelarnya uji kompetensi bagi para siswa vokasional batik tersebut juga untuk meningkatkan wawasan dan semangat berkompetisi secara global.
"Peserta uji kompetensi dibagi 2, yaitu uji kompetensi skema pembatik tulis sebanyak 16 orang dan uji kompetensi pembuat gambar pola batik sebanyak lima orang," kata Prasetyaningrum.
Ia mengatakan para peserta mengikuti uji kompetensi selama dua hari diuji oleh lima assesor dari LSP Semarang, yang dipimpin oleh Dr. Ir Rodia Syamwil, M.Pd.
Ia menuturkan pihaknya selaku mitra PNF SKB juga berharap para peserta didik yang telah mengikuti uji kompetensi tidak sekadar pintar mencari kerja, melainkan mampu berkompetisi secara lebih terbuka dengan menangkap peluang usaha dan mandiri dengan mendirikan usaha kerajinan batik di rumah masing-masing.
Menurut dia peluang untuk sukses di sektor UKM batik masih terbuka lebar, mengingat pasar juga masih meminati beragam motif batik.
"Wonosobo dengan coraknya yang khas tentu harus optimistis mampu bersaing dengan produk-produk batik yang sudah beredar di pasar saat ini, asal para perajinnya senantiasa mengasah kreatifitas dan meningkatkan wawasan melalui beragam media," kata Prasetyaningrum.