Boyolali (Antaranews Jateng) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali meminta warga yang bermukim di kawasan rawan bencana (KRB) lereng Gunung Merapi di daerah itu tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam pada musim hujan ini.
     
"Status Merapi hingga sekarang di level 2 atau waspada, dengan melihat letusan gunung pada 2010, pertumbuhan kubah lava masih tergolong kecil," kata Kepala BPBD Kabupaten Boyolali, Bambang Sinungharjo, di Boyolali, Senin.
     
Namun, pihaknya meminta warga di lereng gunung itu tetap waspada jika terdapat kemungkinan lain terjadinya bencana alam. 
     
Ia menjelaskan kondisi pertumbuhan kubah saat ini jika dibandingkan dengan pada 2010 ketika terjadi letusan dahsyat, masih jauh atau tidak begitu mengkhawatirkan.

Namun, pihaknya tetap mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi, sesuai instruksi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).  KRB di radius sekitar 3,5 kilometer tidak boleh dihuni masyarakat.
     
Bambang Sinungharjo mengatakan wilayah Kabupaten Boyolali yang masuk KRB, antara lain Desa Jrakah, Klakah, dan Tlogolele. Ketiga desa di Kecamatan Selo itu, terletak di kereng gunung berapi teraktif di dunia tersebut.
     
Sebagai langkah antisipasi, BPBD Boyolali menyediakan Posko Merapi yang siaga 24 jam.
     
Sejak dinyatakan status waspada, kata dia, Gunung Merapi masih menunjukkan aktivitasnya. Perkembangan Merapi sesuai informasi di akun Twitter resmi milik BPPTKG, pertumbuhan kubah dan guguran lava mulai terjadi, dominan mengarah ke barat laut di area kawah, pada Kamis (22/11). 
     
Bahkan, di puncak Merapi telah terjadi empat kali guguran lava mengarah ke bukaan kawah, hulu Kali Gendol dengan jarak luncur terjauh 300 meter pada Jumat (23/11), sekitar pukul 19.05 WIB.
     
Tri Mujiyanto, petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di  Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, membenarkan pernyataan BPPTKG, yakni aktivitas Gunung Merapi masih berada di area kawah dan belum mengarah ke bagian hulu sungai di sebelah tenggara dari puncaknya.
     
"Aktivitas Merapi saat ini masih tetap dalam level 2, waspada, sedangkan data perkembangan masih belum ada peningkatan," kata dia.
     
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat yang paling dekat dengan puncak Merapi tetap menjaga kewaspadaan dan selalu mengikuti informasi dan arahan dari pemerintah daerah setempat.
 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024