Magelang (Antaranews Jateng) - Tata kelola yang baik di berbagai museum di Kota Magelang, Jawa Tengah harus diterapkan dengan sungguh-sungguh guna mendukung pengembangan wisata budaya di daerah itu, kata ketua tim peneliti dari Pemkot Magelang Nur Afiyah Maizunati.

"Kunjungan museum di Kota Magelang masih minim atau belum sesuai dengan harapan. Harus didukung tata kelola museum yang baik," katanya saat memaparkan hasil penelitian timnya melalui kegiatan fasilitasi pelaksanaan riset unggulan daerah yang diselenggarakan Badan Penelitian dan Pembangunan (Balitbang) Pemerintah Kota Magelang di Magelang, Kamis.

Tim itu terdiri atas tiga orang, yakni Nur Afiyah (Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik), Yetty Setiyaningsih (Dinas Lingkungan Hidup), dan Rahayuningtyas (Bagian Humas Sekretariat Daerah).

Tim itu, sejak Agustus hingga Oktober 2018 atau sekitar 2,5 bulan, melakukan riset unggulan daerah untuk mengupas tentang tata kelola berbagai museum di Kota Magelang.

Berdasarkan data pada 2017, angka kunjungan museum di Kota Magelang, antara lain Museum Sudirman (5.946 orang), Museum BPK (44.675), Museum Diponegoro (3.848), Museum OHD (4.320), Museum Abdul Jalil (26.063), dan Museum Bumi Putera (1.441).

Ia menjelaskan beberapa penyebab masih minimnya kunjungan masyarakat atau wisatawan ke beberapa museum di daerah itu, antara lain desain eksterior dan interior museum yang kurang menarik, infrastruktur kurang lengkap, belum ada pusat layanan informasi yang  memadai, dan promosi serta publikasi yang masih relatif minim.

"Kondisi tersebut mendorong kami melakukan penelitian tentang museum karena selama ini museum tidak pernah dilirik. Padahal museum ini potensial dan penting," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, tim memberikan rekomendasi kepada pemerintah, antara lain pentingnya revitalisasi bangunan museum tanpa mengurangi nilai cagar budaya dan pengemasan paket-paket wisata agar sesuai dengan keinginan pengunjung dan tuntutan kemajuan zaman, serta perlunya pembentukan manajemen khusus terkait dengan pengelolaan museum di kota itu.

"Kalau bisa dibentuk semacam unit pelaksana tugas untuk mengelola museum. Perlu dibangun citra yang positif. Mau promosi sebagus apa pun kalau citra museum tidak menarik ya angka kunjungan tidak meningkat signifikan," kata dia.

Kepala Balitbang Pemkot Magelang Arif Barata Sakti mengatakan kegiatan berupa fasilitasi pelaksanaan riset unggulan daerah merupakan wahana para peneliti, baik individu maupun kelompok, untuk melakukan penelitian dan meningkatkan kemampuan sumber daya ilmiah masyarakat.

"Melalui kegiatan ini kita juga mendorong partisipasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah-masalah pembangunan daerah serta membangun jaringan kerja sama antarpeneliti untuk menumbuhkan kapasitas inovasi dan memperkuat kerja sama antarpeneliti dengan pemerintah daerah," katanya.

Ia mengatakan berbagai hasil penelitian akan menjadi bahan acuan dan pertimbangan pemerintah daerah dalam mengambil suatu kebijakan.

Pada kesempatan itu dipaparkan dua judul riset, yakni "Tata kelola museum dalam mendukung "cultural tourism"  Kota Magelang" oleh Nur Afiyah Maizunati dan tim, serta "Keberadaan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) terhadap sektor pariwisata di Gunung Tidar Magelang: Studi populasi kepadatan/tingkah laku daya dukung habitat dan konflik dengan manusia" oleh Drh. Tauhid dan tim dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. (hms)
 

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024