Magelang (Antaranews Jateng) - Perhelatan besar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupa Borobudur Marathon 2018 telah berlangsung sukses di kawasan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang.

Ribuan pelari baik dari dalam negeri maupun mancanegara ambil bagian dalam kegiatan bertema Raising Harmony tersebut, kata Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Urip Sihabudin, di Magelang, Senin.

Sebanyak 9.672 pelari yang hadir di kawasan Candi Borobudur yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu marathon (42,195 KM) dengan peserta sebanyak 2.883 orang, half marathon (21 KM) diikuti sebanyak 3.888 orang, dan 10K dengan peserta sebanyak 2.901 orang, tambah Urip.

Sejumlah atlet marathon tersebut, 205 orang di antara berasal dari 30 negara. Sebanyak 19 persen berasal dari wilayah Jawa Tengah dan 81 persen dari luar Jateng serta luar negeri.

Peminat untuk ikut Barobudur Marathon sebenarnya lebih dari angka tersebut, namun panitia memang membatasi di angka sekitar 10.000 tersebut karena lebih mengutamakan kualitas, selain itu juga mempertimbangkan kapasitas Lapangan Lumbini Taman Wisata Candi Borobudur sebagai pusat perhelatan tersebut, katanya.

Para peserta yang berasal dari berbagai penjuru dunia ini disuguhi dengan berbagai atraksi seni budaya dan kuliner khas Magelang. Hal ini menjadi ciri khas dan pembeda Borobudur Marathon 2018 Jateng dengan acara marathon lainnya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan sektor kepariwisataan akan terus mengalami kenaikan. Lebih khusus lagi, tingkat kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur terus meningkat dari tahun ke tahun.

Lomba marathon dengan start dan finish di Taman Lumbini kompleks Candi Borobudur ini diselenggarakan oleh Pemprov Jateng bekerja sama dengan Bank Jateng, dan Harian Kompas.

Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Urip Sihabudin berharap penyelenggaraan Borobudur Marathon dapat menambah lama tinggal wisatawan di Borobudur dan sekitarnya.

"Kami dari tahun ke tahun mengandalkan Borobudur sebagai tujuan utama orang berwisata ke Jateng," katanya.

Selama ini tinggal wisatawan di Jawa Tengah masih cukup rendah, pihaknya mendorong kegiatan yang besar ini tidak hanya jumlah orang yang banyak tetapi juga bisa berlama-lama tinggal di sekitar Borobudur atau Magelang.

Begitu banyak sub event yang mendukung Borobudur Marathon, seperti ada friendship run, kemudian juga ada acara tilik ndeso dan acara lain yang sangat mendukung penuh kepada lama tinggal wisatawan di sekitar Borobudur.

Berbagai event yang diselenggarakan sebelum pelaksanaan kegiatan utama Borobudur Marathon maka orang datang lebih awal, jika tidak ada kegiatan tambahan maka orang hanya akan datang menjelang pelaksanaan marathon atau bahkan tidak tidur, tidak belanja di sini, paginya lari sore pulang.

Jumlah lama tinggal yang meningkat otomatis akan menambah belanja mereka di sekitar Borobudur.

Melalui kegiatan ini, paling tidak banyak orang kini mengenal kuliner ikan beong yang merupakan makanan khas Magelang.

Menurut Urip peserta Borobudur Marathon 2018 dari 30 negara tersebut merupakan bagian duta promosi wisata untuk Borobudur dan Jawa Tengah serta Indonesia.

Dari sejumlah peserta tersebut sebanyak 19 persen berasal dari wilayah Jawa Tengah, sedangkan 81 persen lainnya berasal dari luar Jateng dan luar negeri.

"Mereka bisa menjadi model, duta kita untuk menyebarkan tentang keindahan Borobudur yang sebenarnya di daerah asal mereka," katanya.

Ia menuturkan peserta dari luar negeri paling banyak dari Malaysia, kemudian Singapura. Hal ini juga mewarnai dari kunjungan wisatawan manca negara tahun 2017, yang terbanyak dari Malaysia dan Singapura.

Ia optimistis bahwa mereka adalah duta untuk menyebarkan kondisi bagaimana daerah Jateng yang dikunjunginya.

"Indikator dari kunjungan wisatawan ini sudah kelihatan dari tahun ke tahun terus meningkat dan justru peningkatan itu dari Malaysia dan Singapura dan pesertanya paling banyak dari dua negara tersebut," katanya.

Ia menyampaikan Borobudur Marathon merupakan sebuah kegiatan besar yang sesuai dengan keinginan masyarakat, yakni sport tourism. Kegiatan besar ini bisa mengangkat perekonomian masyarakat secara langsung dalam skala besar.

Homestay

Tingginya minat masyarakat mengikuti Borobudur Marathon, para atlet tidak hanya datang sendiri di Borobudur, mereka mengajak anggota keluarganya untuk sekalian berwisata di Borobudur.

Kondisi tersebut membuat tingkat hunian hotel dan homestay di Borobudur dan Magelang penuh, bahkan di antara peserta Borobudur Marathon tidak mendapatkan penginapan dan terpaksa harus bermalam di rumah dinas Bupati Magelang dan gedung lainnya.

Menanggapi kurangnya fasilitas penginapan tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak masyarakat Borobudur dan sekitarnya untuk menyediakan satu kamar berkelas internasional yang berfungsi untuk homestay.

Kamar berstandar internasional itu sewaktu-waktu bisa disewakan, terutama jika ada event besar di Borobudur yang membutuhkan banyak kamar untuk penginapan, seperti saat digelar Borobudur Marathon 2018.

"Apabila nanti animonya meningkat, kita ajak masyarakat membuat satu kamar di rumah berkelas internasional. Satu kamar di rumah itu dibenahi bagus dan orang bisa tinggal bersama di rumah itu pasti asyik," katanya.

Berkaitan masalah permodalan untuk membuat kamar standar pariwisata tersebut, menurut dia Bank Jateng bisa membantu dan berkomitmen untuk hal tersebut.

"Nanti kita hitung kalau memang animonya seperti itu bisa disiapkan dan kita tawarkan, satu rumah satu kamar untuk homestay ini cara bisnis yang bagus," katanya.

Ganjar yang juga ikut berlari dalam kategori 10K tersebut menilai pelaksanaan Borobudur Marathon 2018 semakin bagus dan masyarakat Borobudur sangat antusias menyambut para pelari.

Ia berharap mudah-mudahan dalam beberapa tahun ke depan Borobudur Marathon bisa sekelas Boston Marathon atau Tokyo Marathon.

"Infrastrukturnya mendukung, manajemen transportasi agar betul-betul bisa clear, tentu support mayarakat yang luar biasa jadi pelengkap, maka saya senang, saya bangga, terima kasih pada seluruh pihak yang sudah membantu terlaksananya Borobudur Marathon," katanya.

Pemimpin Redaksi Harian Kompas sebagai even organizer Borobudur Marathon 2018 Budiman Tanuredjo yang membedakan pelaksanaan Borobudur Maraton 2018 dengan tahun 2017, tahun ini sebelum pelaksanaan Borobudur Maraton diselenggarakan Friendship Run, yakni kegiatan lari menempuh jarak 3,7 kilometer dengan rute di sekitar kawasan situs budaya Candi Pawon.

"Kami berharap melalui acara ini dapat memberikan dampak yang signifikan pada sektor pariwisata dan ekonomi di Magelang dan sekitarnya," katanya.

Tahun ini Borobudur Marathon juga menambahkan "blue line" di sepanjang rute marathon. Sebagai maraton pertama di Indonesia yang menggunakan blue line, diharapkan dapat menunjukkan para pelari jalur tercepat dan paling efisien menuju ke garis finish.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024