Semarang (Antaranews Jateng) - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana menyebutkan progres pembangunan penampang Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) sudah mencapai 90 persen.
"Penampang basah atau penampang sungai di BKT untuk paket 2 dan 3 sudah mencapai 90 persen," kata Kepala BBWS Pemali Juana Ruhban Ruziyatno di Semarang, Minggu malam.
Normalisasi Sungai BKT Semarang terbagi atas tiga paket, mulai Jembatan Majapahit hingga muara yang dikerjakan kontraktor berbeda di bawah pengelolaan BBWS Pemali Juana.
Untuk paket 2 dan 3, kata dia, pembangunan penampang sungai sudah hampir terselesaikan, tetapi untuk paket 1 masih terkendala adanya 97 hunian yang ada di kawasan muara.
"Paket 1 itu 'kan muara. Masih ada 97 hunian, ini kendalanya. Kami juga kebut pembangunan parapet sungai yang juga masih terkendala belum semua hunian di bantaran direlokasi," katanya.
Meski demikian, dia memastikan kesiapan untuk mengantisipasi debit air yang tinggi di Sungai BKT Semarang seiring dengan intensitas hujan yang semakin sering belakangan ini.
"Kami sudah persiapkan sejak lama. Makanya, penampang basahnya kami selesaikan dulu. Ya, dilakukan pula pengaturan air dalam sistem Dolog-Penggaron," kata Ruhban.
Berkaitan dengan pengaruh musim hujan dengan pengerjaan normalisasi Sungai BKT Semarang, ia mengakui memang ada pengaruhnya sehingga memerlukan percepatan.
"Kalau pengerjaannya tanah, pasti ada pengaruhnya kan. Ya, karena itu kami berharap hunian-hunian yang masih ada bisa segera direlokasi agar bisa kami kerjakan," katanya.
Selama ini, kata dia, tim terus melakukan pemetaan terhadap lahan-lahan yang sudah direlokasi untuk segera dibangun seiring dengan percepatan penyelesaian normalisasi.
"Jadi, tim kami ini istilahnya kais-kais, begitu ada, misalnya tiga hunian relokasi, segera digali, pembetonan, pembersihan, dan cor. Kalau tidak begitu, tidak rampung," katanya.
Proyek normalisasi Sungai BKT awalnya ditargetkan rampung 2019, tetapi Kementerian PUPR memajukan target penyelesaian proyek tersebut menjadi akhir 2018.
Saat ini, para pekerja terlihat terus mempercepat pengerjaan normalisasi dengan pembangunan penampang basah di alur sungai tahap pertama sepanjang 6,7 meter.
"Penampang basah atau penampang sungai di BKT untuk paket 2 dan 3 sudah mencapai 90 persen," kata Kepala BBWS Pemali Juana Ruhban Ruziyatno di Semarang, Minggu malam.
Normalisasi Sungai BKT Semarang terbagi atas tiga paket, mulai Jembatan Majapahit hingga muara yang dikerjakan kontraktor berbeda di bawah pengelolaan BBWS Pemali Juana.
Untuk paket 2 dan 3, kata dia, pembangunan penampang sungai sudah hampir terselesaikan, tetapi untuk paket 1 masih terkendala adanya 97 hunian yang ada di kawasan muara.
"Paket 1 itu 'kan muara. Masih ada 97 hunian, ini kendalanya. Kami juga kebut pembangunan parapet sungai yang juga masih terkendala belum semua hunian di bantaran direlokasi," katanya.
Meski demikian, dia memastikan kesiapan untuk mengantisipasi debit air yang tinggi di Sungai BKT Semarang seiring dengan intensitas hujan yang semakin sering belakangan ini.
"Kami sudah persiapkan sejak lama. Makanya, penampang basahnya kami selesaikan dulu. Ya, dilakukan pula pengaturan air dalam sistem Dolog-Penggaron," kata Ruhban.
Berkaitan dengan pengaruh musim hujan dengan pengerjaan normalisasi Sungai BKT Semarang, ia mengakui memang ada pengaruhnya sehingga memerlukan percepatan.
"Kalau pengerjaannya tanah, pasti ada pengaruhnya kan. Ya, karena itu kami berharap hunian-hunian yang masih ada bisa segera direlokasi agar bisa kami kerjakan," katanya.
Selama ini, kata dia, tim terus melakukan pemetaan terhadap lahan-lahan yang sudah direlokasi untuk segera dibangun seiring dengan percepatan penyelesaian normalisasi.
"Jadi, tim kami ini istilahnya kais-kais, begitu ada, misalnya tiga hunian relokasi, segera digali, pembetonan, pembersihan, dan cor. Kalau tidak begitu, tidak rampung," katanya.
Proyek normalisasi Sungai BKT awalnya ditargetkan rampung 2019, tetapi Kementerian PUPR memajukan target penyelesaian proyek tersebut menjadi akhir 2018.
Saat ini, para pekerja terlihat terus mempercepat pengerjaan normalisasi dengan pembangunan penampang basah di alur sungai tahap pertama sepanjang 6,7 meter.