Solo (Antaranews Jateng) - Kinerja perbankan umum di Kota Surakarta tumbuh positif seiring dengan membaiknya sektor perdagangan yang hingga saat ini masih menjadi penopang utama perekonomian di Soloraya.

"Pertumbuhan kinerja ini terlihat dari perkembangan positif aset, dana pihak ketiga, penyaluran kredit, loan to deposit ratio, dan non performing loan (kredit macet, red)," kata Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Surakarta Bandoe Widiarto di Solo, Kamis.

Ia mengatakan berdasarkan data dari Bank Indonesia, untuk aset saat ini realisasinya hingga bulan September 2018sebesar Rp87,6 triliun atau tumbuh 10,6 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

Selanjutnya, untuk dana pihak ketiga saat ini di angka Rp66,9 triliun atau tumbuh sebesar 13 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

"Kalau untuk kredit saat ini realisasi penyalurannya sudah mencapai Rp84,5 triliun atau tumbuh 9,15 persen pada periode yang sama," katanya.

Sedangkan untuk LDR atau rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber untuk saat ini sebesar 126,3 persen.

"Kalau untuk NPL sejauh ini juga masih terkendali, yaitu di level 2,3 persen," katanya.

Sementara itu, pangsa pasar terbesar untuk kredit di Soloraya yaitu sektor pengolahan, perdagangan, pertanian, dan jasa.

"Dari sisi daerah, untuk pangsa kredit terbesar yaitu di Kota Solo sebesar 31,7 persen, Kabupaten Sukoharjo sebesar 18,6 persen, dari Kabupaten Karanganyar 18,3 persen," katanya. 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024