Borobudur, Jateng (Antaranews Jateng) - Pengelola Kampoeng Dolanan Nusantara Borobudur mengembangkan paket wisata belajar memainkan alat musik angklung sebagai alternatif kegiatan kepariwisataan di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Sehingga paket wisata belajar bermain angklung bisa menjadi salah satu alternatif kegiatan wisata di Borobudur," kata Abbet Nugroho, pengelola "Kampoeng Dolanan Nusantara Borobudur" di Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, di Borobudur, Rabu.

Hingga saat ini, pihaknya telah memiliki sekitar 1.000 angklung untuk melayani wisatawan dalam rombongan besar yang berkunjung ke Candi Borobudur dan berbagai objek wisata lainnya di kawasan warisan budaya dunia itu.

Melalui paket wisata bermain angklung itu, ujarnya, wisatawan diajari secara singkat cara memainkan alat musik tradisional tersebut untuk selanjutnya secara bersama-sama memainkan angklung sebagai pengiring berbagai nyanyian, baik lagu daerah, barat, nasional, maupun umum.

Ia menyebut angklung merupakan instrumen musik bambu dari Jawa Barat yang telah diakui keberadaannya oleh UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan) sebagai warisan budaya tak benda.

Hingga saat ini, katanya, paket wisata bermain angklung tersebut telah disajikan kepada para wisatawan di sejumlah objek wisata terutama di sekitar Candi Borobudur.

Pihaknya juga berkesempatan menyajikan paket alternatif wisata tersebut dalam sejumlah agenda festival seni budaya, terutama di daerah setempat.

Pada kesempatan itu, Abbet yang juga Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Bumiharjo itu, mengemukakan bahwa aspek seni budaya sebagai kekuatan penting dalam pengembangan kepariwisataan Candi Borobudur.

"Kesenian hidup pasang surut seperti air namun terus mengalir. Pelaku wisata dan seniman harus bisa memanfaatkan potensi ini," kata dia.

Ia menyebut perkembangan pesat kepariwisataan Candi Borobudur dengan kawasannya, antara lain karena peranan pemerintah pusat melalui banyak program untuk kepariwisataan setempat.

"Baik melalui Kementerian BUMN dengan dibangunnya balkondes (balai ekonomi desa) di 19 desa, Kementerian Pekerajaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan proyek infrastruktur yang menembus pelosok desa-desa di Borobudur. Ini harus ditangkap sebagai peluang positif, di mana wisatawan akan didatangkan ke desa," kata dia.

Pihaknya menyambut positif pembangunan kepariwisataan kawasan Candi Borobudur.

"Ini memacu kami untuk lebih kreatif bagaimana menyajikan potensi, khususnya seni budaya kepada wisatawan," kata Abbet yang juga Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Kabupaten Magelang itu.

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024