Pati (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, meminta semua pemerintah desa mengalokasikan dana desa (ADD) untuk pengembangan ekonomi desa serta pemberdayaan masyarakat, bukan hanya fokus pembangunan fisik.
"Bagi desa yang memiliki infrastruktur yang bagus, sebaiknya pengembangan selanjutnya jangan difokuskan untuk kegiatan infrastruktur dasar, melainkan kegiatan non-fisik," kata Bupati Pati Haryanto usai membuka Bursa Inovasi Desa di Pendopo Kabupaten Pati, Selasa.
Ia melihat program yang dijalankan oleh desa selama ini masih didominasi dengan kegiatan pembangunan fisik dan infrastruktur, sedangkan program pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan sumber daya manusia justru minim.
Padahal, lanjut dia, pemerintah desa memiliki banyak anggaran yang semestinya dapat dimanfaatkan untuk sektor non-fisik, khususnya yang terkait dengan pengembangan ekonomi masyarakat dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Oleh karena itu, lanjut Bupati, digelarnya Bursa Inovasi Desa ini sangat penting karena masing-masing desa yang mendapatkan kucuran dana desa dari Pemerintah Pusat jangan hanya sebatas untuk pembangunan fisik.
"Ciptakan produk inovatif yang memang punya daya saing dan dibutuhkan oleh pasar sehingga nanti produk lokal dicari-cari oleh daerah lain," ujarnya.
Menurut dia, untuk bisa melahirkan produk yang inovatif dan BUMDes yang maju, salah satu kuncinya, yakni ketekunan dan kekompakan pemerintah desa.
"Jika di desa saja tidak rukun, tentunya untuk mencapai tujuan akan berat. Semua harus saling mendukung dan menjaga kerukunan untuk bisa mencapai kemajuan dan kesejahteraan," ujarnya.
Setelah bursa desa ini, diharapkan tidak lagi terjebak pada kegiatan fisik semata, melainkan lebih banyak melaksanakan kegiatan dan program yang mendukung program peningkatan kapasitas masyarakat.
Ia menganggap pola pikir dan kapasitas masyarakat juga perlu ditingkatkan agar bisa sejalan dengan pembangunan fasilitas fisik yang baik.
"Jika pembangunan fisik dan nonfisik proporsional, tentunya warga desa akan meningkat pendapatannya, lebih maju dan sejahtera," ujarnya.
Ia juga mengusulkan digelarnya lomba inovasi antardesa se-Kabupaten Pati, agar masing-masing desa lebih termotivasi untuk membuat kegiatan yang inovatif.?
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermades) Kabupaten Pati, DR. Mukhtar, berharap pascapenyelenggaraan Bursa Inovasi Desa, semua desa dapat meningkatkan belanja kegiatan-kegiatan inovatif pada APBDes 2019.
"Perangkat daerah, kader pemberdayaan masyarakat desa, serta pendamping profesional mulai dari tingkat kabupaten hingga desa akan mengawal dan membantu agar kartu ide dan kartu-kartu komitmen inovasi yang dibuat saat bursa bisa masuk dalam RKPDes dan didanai melalui APBDes," ujarnya.
Ia menganggap bursa ini bisa menjadi referensi dan menginspirasi desa dalam merencanakan kegiatan pembangunan yang sesuai potensi lokal.
Referensi inovasi tersebut, lanjut dia, dibuat sendiri oleh Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) yang ada di kecamatan di seluruh Kabupaten Pati, yakni sebanyak 21 pilihan inovasi.?
Selain itu, ditampilkan pula berbagai inovasi dari luar Kabupaten Pati.
"Bagi desa yang memiliki infrastruktur yang bagus, sebaiknya pengembangan selanjutnya jangan difokuskan untuk kegiatan infrastruktur dasar, melainkan kegiatan non-fisik," kata Bupati Pati Haryanto usai membuka Bursa Inovasi Desa di Pendopo Kabupaten Pati, Selasa.
Ia melihat program yang dijalankan oleh desa selama ini masih didominasi dengan kegiatan pembangunan fisik dan infrastruktur, sedangkan program pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan sumber daya manusia justru minim.
Padahal, lanjut dia, pemerintah desa memiliki banyak anggaran yang semestinya dapat dimanfaatkan untuk sektor non-fisik, khususnya yang terkait dengan pengembangan ekonomi masyarakat dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Oleh karena itu, lanjut Bupati, digelarnya Bursa Inovasi Desa ini sangat penting karena masing-masing desa yang mendapatkan kucuran dana desa dari Pemerintah Pusat jangan hanya sebatas untuk pembangunan fisik.
"Ciptakan produk inovatif yang memang punya daya saing dan dibutuhkan oleh pasar sehingga nanti produk lokal dicari-cari oleh daerah lain," ujarnya.
Menurut dia, untuk bisa melahirkan produk yang inovatif dan BUMDes yang maju, salah satu kuncinya, yakni ketekunan dan kekompakan pemerintah desa.
"Jika di desa saja tidak rukun, tentunya untuk mencapai tujuan akan berat. Semua harus saling mendukung dan menjaga kerukunan untuk bisa mencapai kemajuan dan kesejahteraan," ujarnya.
Setelah bursa desa ini, diharapkan tidak lagi terjebak pada kegiatan fisik semata, melainkan lebih banyak melaksanakan kegiatan dan program yang mendukung program peningkatan kapasitas masyarakat.
Ia menganggap pola pikir dan kapasitas masyarakat juga perlu ditingkatkan agar bisa sejalan dengan pembangunan fasilitas fisik yang baik.
"Jika pembangunan fisik dan nonfisik proporsional, tentunya warga desa akan meningkat pendapatannya, lebih maju dan sejahtera," ujarnya.
Ia juga mengusulkan digelarnya lomba inovasi antardesa se-Kabupaten Pati, agar masing-masing desa lebih termotivasi untuk membuat kegiatan yang inovatif.?
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermades) Kabupaten Pati, DR. Mukhtar, berharap pascapenyelenggaraan Bursa Inovasi Desa, semua desa dapat meningkatkan belanja kegiatan-kegiatan inovatif pada APBDes 2019.
"Perangkat daerah, kader pemberdayaan masyarakat desa, serta pendamping profesional mulai dari tingkat kabupaten hingga desa akan mengawal dan membantu agar kartu ide dan kartu-kartu komitmen inovasi yang dibuat saat bursa bisa masuk dalam RKPDes dan didanai melalui APBDes," ujarnya.
Ia menganggap bursa ini bisa menjadi referensi dan menginspirasi desa dalam merencanakan kegiatan pembangunan yang sesuai potensi lokal.
Referensi inovasi tersebut, lanjut dia, dibuat sendiri oleh Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) yang ada di kecamatan di seluruh Kabupaten Pati, yakni sebanyak 21 pilihan inovasi.?
Selain itu, ditampilkan pula berbagai inovasi dari luar Kabupaten Pati.