Klaten (Antaranews Jateng) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai upacara tradisi budaya sebar apem atau "Yaaqowiyyu" menjadi ajang silatuhrahim akbar seluruh warga Kabupaten Klaten untuk merajut kembali benang-benang persaudaraan.

Ritual "Yaaqowiyyu" di Jatinom Klaten merupakan tradisi turun menurun yang dinanti-natikan oleh banyak kalangan termasuk warga Klaten yang sedang merantau di daerah lain, katanya di sela upacara sebar apem di kawasan Sendang Plampeyan, Desa/Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat. 

"Tradisi ini juga membangkitkan kerinduan kampung halaman bagi masyarakat Klaten yang berada di negeri seberang," kata Airlangga, yang juga salah seorang keturunan trah Kiai Ageng Gribig.

Pada acara upacara tradisi sebar apem "Yaaqowiyyu" tahun ini, panitia menyebar apem untuk msyarakat sebanyak enam ton. Ritual ini dihadiri belasan ribu pengunjung yang memadati kawasan Sendang Plampeyan, Desa/Kecamatan Jatinom.

Airlangga mencontohkan keteladanan ketika para guru bercerita tentang Kiai Ageng Gribig, seorang tokoh besar, ulama pejuang yang menjalankan dakwah Islam di bumi Klaten, dan cocok dengan Islam Nusantara.

Ia menceritakan Kiai Ageng Gribig sepulang menunaikan haji dari Tanah Suci meneguhkan keyakinan dalam dakwahnya dengan membangun keberadaban Islam merangkap mendidik kesalehan sosial kepada para santrinya.

Menurut dia, kue apem yang artinya ampunan dengan tujuan agar masyarakat memohon ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat juga agar saling memaafkan.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan tradisi "Yaaqowiyyu" yang digelar setiap tahun di kawasan Sendang Plampeyan, Desa/Kecamatan Jatinom kini makin bagus. Sarana dan prasarana menuju lokasi dan di lokasi itu sendiri juga telah dibangun oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang juga trah seorang tokoh setempat.

Menurut Gubernur, tradisi "Yaaqowiyyu" terus dilestarikan oleh masyarakat setempat hingga sekarang. Warga setempat percaya mendapatkan apem "Yaaqowiyyu" menjadi berkah. Apem ini awet disimpan hingga satu tahun.

 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024