Jakarta (Antaranews Jateng) - Tim pabrikan MotoGP menilai Sirkuit Twin Ring Motegi di Jepang, yang akan menjadi arena
balapan ke-16 MotoGP musim 2018 pada 21 Oktober, memiliki karakteristik tersendiri.
Sirkuit sepanjang 4,8 kilometer ini pertama kali menjadi tuan rumah ajang MotoGP pada 1999 dan sejak itu tidak pernah sekalipun absen menjadi tuan rumah.
Motegi dikenal sebagai sirkuit yang sangat menuntut kekuatan rem dan memiliki karakter 'stop-and-go' sehingga komsumsi bahan bakar menjadi salah satu faktor penentu.
Simak strategi tim pabrikan dalam menghadapi Motegi lewat sebuah wawancara yang dilansir dari situs resmi MotoGP.
Giulio Nava dari Aprilia Racing Team Gresini mengatakan "Motegi seperti yang dikatakan semua orang adalah sirkuit memaksa pembalap untuk menarik tuas rem dalam-dalam, jadi Anda harus sangat fokus pada kekuatan rem agar tidak keluar jalur."
"Biasanya Anda akan berusaha memaksimalkan rem sekaligus berusaha agar rem tidak kelebihan beban, sehingga konsumsi bahan bakar tidak terpengaruh dan bisa memaksimalkan performa motor sepanjang balapan."
"Anda juga butuh ban depan dengan daya cengkram yang bagus karena banyaknya titik 'stop-and-go' dan beberapa tikungan juga sangat panjang, seperti setelah jembatan, sehingga Anda butuh daya cengkram untuk berganti arah dengan efektif. Pada intinya ini adalah sirkuit yang cukup sulit."
Jose Manuel Cazeaux dari Team Suzuki Ecstar punya pemikiran berbeda dengan mengatakan "karena butuh rem yang kuat, konsekuensinya adalah Anda akan menghadapi 'wheelie', sehingga paket aerodinamika akan menjadi kunci, karena akselerasi akan menjadi penentu kemenangan dan kekalahan."
Team Ducati yang diwakili oleh Cristian Gabarrini mengatakan bahwa "untuk berakselerasi Anda harus menyalurkan banyak tenaga ke ban, sehingga Anda harus menggunakan 'downforce' jadi dalam hal ini konsekuensinya adalah konsumsi bahan bakar, konsumsi bahan bakar bisa menjadi masalah. Kami harus menghadapinya, tapi semua orang juga menghadapi masalah yang sama."
Silvano Galbusera dari Movistar Yamaha MotoGP "Motegi adalah sirkuit yang disukai Vale (Valentino Rossi), jadi kami akan memanfaatkannya untuk membuat hasil yang baik, namun tidak ada sektor khusus yang menyulitkan motor kami."
Paul Trevathan dari Red Bull KTM Factory Racing menyampaikan "Bagi kami secara pribadi, kami agak sedikit dirugikan karena kami belum pernah merasakah balapan kering dengan motor kami, tahun lalu kami membalap dalam kondisi hujan, ini adalah satu-satunya balapan ini tanpa pedoman di kondisi kering."
"Bagi kami, ini akan menjadi tantangan yang menarik untuk bisa melihat apa yang bisa kami lakukan."
Giacomo Guidotti dari Repsol Honda Team mengatakan "seperti balapan lainnya, kami akan tampil baik meski mendapat tekanan lebih, karena ini adalah markas kami, kota kami."
balapan ke-16 MotoGP musim 2018 pada 21 Oktober, memiliki karakteristik tersendiri.
Sirkuit sepanjang 4,8 kilometer ini pertama kali menjadi tuan rumah ajang MotoGP pada 1999 dan sejak itu tidak pernah sekalipun absen menjadi tuan rumah.
Motegi dikenal sebagai sirkuit yang sangat menuntut kekuatan rem dan memiliki karakter 'stop-and-go' sehingga komsumsi bahan bakar menjadi salah satu faktor penentu.
Simak strategi tim pabrikan dalam menghadapi Motegi lewat sebuah wawancara yang dilansir dari situs resmi MotoGP.
Giulio Nava dari Aprilia Racing Team Gresini mengatakan "Motegi seperti yang dikatakan semua orang adalah sirkuit memaksa pembalap untuk menarik tuas rem dalam-dalam, jadi Anda harus sangat fokus pada kekuatan rem agar tidak keluar jalur."
"Biasanya Anda akan berusaha memaksimalkan rem sekaligus berusaha agar rem tidak kelebihan beban, sehingga konsumsi bahan bakar tidak terpengaruh dan bisa memaksimalkan performa motor sepanjang balapan."
"Anda juga butuh ban depan dengan daya cengkram yang bagus karena banyaknya titik 'stop-and-go' dan beberapa tikungan juga sangat panjang, seperti setelah jembatan, sehingga Anda butuh daya cengkram untuk berganti arah dengan efektif. Pada intinya ini adalah sirkuit yang cukup sulit."
Jose Manuel Cazeaux dari Team Suzuki Ecstar punya pemikiran berbeda dengan mengatakan "karena butuh rem yang kuat, konsekuensinya adalah Anda akan menghadapi 'wheelie', sehingga paket aerodinamika akan menjadi kunci, karena akselerasi akan menjadi penentu kemenangan dan kekalahan."
Team Ducati yang diwakili oleh Cristian Gabarrini mengatakan bahwa "untuk berakselerasi Anda harus menyalurkan banyak tenaga ke ban, sehingga Anda harus menggunakan 'downforce' jadi dalam hal ini konsekuensinya adalah konsumsi bahan bakar, konsumsi bahan bakar bisa menjadi masalah. Kami harus menghadapinya, tapi semua orang juga menghadapi masalah yang sama."
Silvano Galbusera dari Movistar Yamaha MotoGP "Motegi adalah sirkuit yang disukai Vale (Valentino Rossi), jadi kami akan memanfaatkannya untuk membuat hasil yang baik, namun tidak ada sektor khusus yang menyulitkan motor kami."
Paul Trevathan dari Red Bull KTM Factory Racing menyampaikan "Bagi kami secara pribadi, kami agak sedikit dirugikan karena kami belum pernah merasakah balapan kering dengan motor kami, tahun lalu kami membalap dalam kondisi hujan, ini adalah satu-satunya balapan ini tanpa pedoman di kondisi kering."
"Bagi kami, ini akan menjadi tantangan yang menarik untuk bisa melihat apa yang bisa kami lakukan."
Giacomo Guidotti dari Repsol Honda Team mengatakan "seperti balapan lainnya, kami akan tampil baik meski mendapat tekanan lebih, karena ini adalah markas kami, kota kami."