Purwokerto (Antaranews Jateng) - Harga beras kualitas medium di pasaran umum Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, cenderung stabil, kata Sekretaris Asosiasi Perberasan Banyumas (APB) Fatkhurrohman.

"Dari pantauan kami, harga beras sejak Lebaran kemarin cenderung stabil. Biasanya, terjadi kenaikan, apalagi hingga sekarang masih berlangsung kemarau," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.

Ia menduga hal itu terjadi sebagai dampak dari melimpahnya pasokan beras di Pasar Induk Cipinang sehingga beras dari luar daerah sulit untuk masuk ke pasaran Jakarta.

Dengan demikian, beras dari luar daerah termasuk Banyumas lebih banyak beredar di pasar lokal sehingga harganya cenderung stabil.

Harga beras kualitas medium di pasaran umum Kabupaten Banyumas masih bertahan pada kisaran Rp9.000-Rp9.500 per kilogram, sedangkan di tingkat penggilingan berkisar Rp8.200-Rp8.500/kg.

Lebih lanjut, Fatkhurrohman mengakui jika saat ini harga gabah kering panen (GKP) maupun gabah kering giling (GKG) cenderung tinggi karena berkisar Rp4.500-Rp4.800/kg untuk GKP dan Rp5.500/kg untuk GKG.

Menurut dia, hal itu terjadi karena hasil panen padi saat musim kemarau memiliki kualitas yang bagus sehingga harganya cenderung tinggi.

"Meskipun demikian, harga beras di pasaran justru relatif stabil karena permintaan dari Jakarta sepi, sehingga beras dari petani hanya untuk memenuhi pasar lokal. Bahkan, penggilingan pun sepi karena hanya beroperasi ketika ada permintaan saja," katanya.

Di sisi lain, kata dia, harga beras di tingkat penggilingan yang berkisar Rp8.200-Rp8.500/kg itu jauh di atas harga pembelian oleh Bulog yang sebesar Rp8.030/kg.

"Saya untuk sementara tidak memasok beras ke Bulog karena harganya tidak masuk," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024