Purwokerto (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mendukung rencana Kementerian Perhubungan untuk mengaktifkan kembali (reaktivasi) jalur rel kereta api Purwokerto-Wonosobo, kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Banyumas Eko Prijanto.
"Rencana reaktivasi jalur rel Purwokerto-Wonosobo memang sudah lama mencuat dan Pemkab Banyumas sekitar satu tahun lalu telah memberikan persetujuan terhadap rencana tersebut," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Dalam hal ini, kata dia, Pemkab Banyumas setuju jika reaktivasi tersebut dilakukan dengan membuka jalur baru karena jalur rel lama khususnya yang melintasi wilayah kota Purwokerto hingga Sokaraja tidak memungkinkan untuk diaktifkan kembali.
Menurut dia, hal itu disebabkan pada jalur rel lama dari arah Stasiun Purwokerto menuju eks Stasiun Purwokerto Timur di Jalan Jenderal Soedirman melewati permukiman padat penduduk.
Sementara jalur rel dari eks Stasiun Purwokerto Timur menuju Sokaraja selain melewati permukiman padat penduduk, perkantoran, dan pertokoan, juga berhimpitan dengan Jalan Jenderal Soedirman maupun beberapa ruas jalan lainnya.
"Jadi, progres kami sudah sampai pada kesepakatan `trace` atau jalur baru. Masalah lainnya itu urusan Kemenhub," katanya.
Lebih lanjut, Eko mengatakan berdasarkan kesepakatan tersebut, jalur rel baru itu tidak akan masuk kota Purwokerto melainkan melalui wilayah pinggiran, yakni dari Stasiun Purwokerto ke selatan lalu dibelokkan ke timur menuju Sokaraja melalui Gunungtugel.
Ia mengharapkan rencana reaktivasi jalur rel Purwokerto-Wonosobo dapat segera terealisasi karena akan mendukung perekonomian masyarakat termasuk pariwisata.
Dalam kesempatan terpisah, Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Supriyanto mengakui jika PT KAI (Persero) bersama PT KAI Daop 5 Purwokerto pernah melakukan survei prareaktivasi jalur rel Purwokerto-Wonosobo pada akhir bulan Maret 2018.
"Namun sampai sekarang belum ada info kelanjutannya seperti apa. Survei prareaktiviasi itu hanya pemetaan saja dan selanjutnya diserahkan ke pemerintah," katanya.
Menurut dia, survei yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 dan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional Review Desember 2017 itu merupakan bagian dari studi kelayakan bisnis PT KAI (Persero).
Survei dilakukan dengan mendatangi beberapa lokasi seperti Stasiun Purwokerto, eks Stasiun Sokaraja, eks Stasiun Banjarsari, eks Stasiun Purbalingga, dan lintas Singomerto-Wonosobo.
Informasi yang dihimpun, operasional jalur KA Purwokerto-Wonosobo dihentikan sejak tahun 1978 karena dinilai kalah bersaing dengan moda transportasi lain.
Jalur tersebut terakhir kali dilintasi kereta api pada pengujung tahun 1986, yakni KA barang yang berhenti di Stasiun Mantrianom atau sekitar 8 kilometer sebelah barat pusat kota Banjarnegara.
KA barang tersebut mengangkut peti kemas yang berisi komponen elektrik dari Prancis untuk keperluan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Panglima Besar Soedirman di Mrica, Banjarnegara.
"Rencana reaktivasi jalur rel Purwokerto-Wonosobo memang sudah lama mencuat dan Pemkab Banyumas sekitar satu tahun lalu telah memberikan persetujuan terhadap rencana tersebut," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Dalam hal ini, kata dia, Pemkab Banyumas setuju jika reaktivasi tersebut dilakukan dengan membuka jalur baru karena jalur rel lama khususnya yang melintasi wilayah kota Purwokerto hingga Sokaraja tidak memungkinkan untuk diaktifkan kembali.
Menurut dia, hal itu disebabkan pada jalur rel lama dari arah Stasiun Purwokerto menuju eks Stasiun Purwokerto Timur di Jalan Jenderal Soedirman melewati permukiman padat penduduk.
Sementara jalur rel dari eks Stasiun Purwokerto Timur menuju Sokaraja selain melewati permukiman padat penduduk, perkantoran, dan pertokoan, juga berhimpitan dengan Jalan Jenderal Soedirman maupun beberapa ruas jalan lainnya.
"Jadi, progres kami sudah sampai pada kesepakatan `trace` atau jalur baru. Masalah lainnya itu urusan Kemenhub," katanya.
Lebih lanjut, Eko mengatakan berdasarkan kesepakatan tersebut, jalur rel baru itu tidak akan masuk kota Purwokerto melainkan melalui wilayah pinggiran, yakni dari Stasiun Purwokerto ke selatan lalu dibelokkan ke timur menuju Sokaraja melalui Gunungtugel.
Ia mengharapkan rencana reaktivasi jalur rel Purwokerto-Wonosobo dapat segera terealisasi karena akan mendukung perekonomian masyarakat termasuk pariwisata.
Dalam kesempatan terpisah, Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Supriyanto mengakui jika PT KAI (Persero) bersama PT KAI Daop 5 Purwokerto pernah melakukan survei prareaktivasi jalur rel Purwokerto-Wonosobo pada akhir bulan Maret 2018.
"Namun sampai sekarang belum ada info kelanjutannya seperti apa. Survei prareaktiviasi itu hanya pemetaan saja dan selanjutnya diserahkan ke pemerintah," katanya.
Menurut dia, survei yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 dan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional Review Desember 2017 itu merupakan bagian dari studi kelayakan bisnis PT KAI (Persero).
Survei dilakukan dengan mendatangi beberapa lokasi seperti Stasiun Purwokerto, eks Stasiun Sokaraja, eks Stasiun Banjarsari, eks Stasiun Purbalingga, dan lintas Singomerto-Wonosobo.
Informasi yang dihimpun, operasional jalur KA Purwokerto-Wonosobo dihentikan sejak tahun 1978 karena dinilai kalah bersaing dengan moda transportasi lain.
Jalur tersebut terakhir kali dilintasi kereta api pada pengujung tahun 1986, yakni KA barang yang berhenti di Stasiun Mantrianom atau sekitar 8 kilometer sebelah barat pusat kota Banjarnegara.
KA barang tersebut mengangkut peti kemas yang berisi komponen elektrik dari Prancis untuk keperluan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Panglima Besar Soedirman di Mrica, Banjarnegara.