Pati (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berharap  pembangunan kolam penambat kapal nelayan di Kecamatan Juwana bisa dituntaskan paling lambat pada tahun 2022, mengingat anggaran yang dibutuhkan cukup besar, kata Bupati Pati Haryanto. 

"Tentunya, jika tersedia dana proses pembangunannya tentu tidak hanya setahun bisa tuntas melainkan lebih dari satu tahun anggaran," ujarnya ditemui usai menghadiri rapat paripurna DPRD Pati, Kamis.

Karena membutuhkan anggaran yang cukup besar, katanya, Pemkab Pati mengajukan bantuan kepada Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat.

Ia mengakui Pemkab Pati tidak akan mampu membiayai sendiri pembangunan tambat kapal yang diprediksi memiliki kapasitas sekitar 300-an unit kapal tersebut.

Apalagi, Pemkab Pati juga sudah melakukan penyediaan lahan untuk pembangunan tambat kapal serta akses jalan.

"Kami juga akan mempertimbangkan opsi lain, seperti menawarkannya kepada pihak swasta," ujarnya.

 Pembangunan tambat kapal, katanya, jangka panjang bisa dilanjutkan dengan memanfaatkan lahan milik Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, mengingat jumlah kapal di Juwana mencapai ribuan kapal.

Alasan tahun 2022 harus tuntas, kata dia, karena masa kepemimpinannya akan berakhir tahun 2022, sehingga sebelum purna tugas kolam tambat kapal harus sudah tuntas.

Luas lahan yang tersedia dari semula hanya 6 hektare, kini bertambah menjadi 10 hektare.

Dengan luas areal tersebut, diharapkan akan ada fasilitas tambahan, seperti "cold storage", SPBU, sentra pengolahan ikan, dan perbekalan nelayan.

 Fasilitas pendukung itulah, yang akan diupayakan untuk ditawarkan kepada pihak swasta dalam bentuk kerja sama karena Pemkab Pati tentu tidak memungkinkan membiayai seluruhnya.

Berdasarkan perencanaan tahun 2013, kebutuhan anggaran pembangunan tambat kapal berkisar Rp50 miliar, sedangkan kebutuhan anggaran nantinya tentu lebih besar karena luas lahannya kini bertambah menjadi 10 hektare.

Keberadaan kolam tambat kapal tersebut, diyakini dapat mengatasi dampak penumpukan kapal nelayan di alur Sungai Juwana, terutama di aliran dekat Pelabuhan Niaga, Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Unit I dan II Bajomulyo. 

Penumpukan kapal nelayan tersebut biasanya dilakukan untuk mempersiapkan perbekalan sebelum melaut kembali setelah melelang ikan hasil tangkapannya.

Hal itu, juga diyakini menjadi faktor penyebab banjir karena aliran air dari hulu menuju muara sungai tidak lancar. 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024