Semarang (Antaranews Jateng) - Rajawali Foundation dan Pusat Transformasi Kebijakan Publik, melalui proyek USAID-Mitra Kunci Initiative SINERGI yang bekerja sama dengan Kelompok Aksi Ketenagakerjaan Inklusif Jawa Tengah, memberikan pelatihan kerja bagi ratusan kaum muda kurang mampu dan rentan agar menjadi wirausahawan sukses.
"Kegiatan pelatihan kerja ini untuk mendukung kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia, khususnya kaum muda, serta memanfaatkan bonus demograsi bagi keberlangsungan pembangunan daerah," kata Ketua Kelompok Aksi Ketenagakerjaan Inklusif Jateng Djuwandi di Semarang, Rabu.
Ia menjelaskan, bahwa penyelenggaraan pelatihan kerja untuk kaum muda kurang mampu secara ekonomi dan rentan ini digagas oleh pihaknya bersama lembaga pelatihan kerja, dunia usaha dan industri, perguruan tinggi, serta kaum muda.
"Ke depann kami akan terus memperkuat koordinasi dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan guna mewujudkan ekosistem ketenagakerjaan inklusif yang lebih baik di Jateng," ujarnya
Pembukaan pelatihan kerja kaum muda ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama pelatihan kerja kecakapan hidup antara Kelompok Aksi Ketenagakerjaan Inklusif Jateng dengan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang, Balai Latihan Kerja Surakarta dan SINERGI.
Kegiatan pelatihan kerja dibuka oleh Deputy Mission Director USAID/Indonesia, Ryan Washburn yang disaksikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Peserta pelatihan kerja terdiri dari ratusan pemuda kurang mampu dan rentan, termasuk penyandang disabilitas dari Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak dan Kabupaten Boyolali.
Dalam pidato sambutannya, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo berharap pelatihan keterampilan kerja seperti ini terus dilakukan sehingga banyak bermunculan wirausahawan yang berhasil di bidangnya.
Kendati demikian, Ganjar berpesan agar pelatihan kerja diberikan sesuai keinginan dari peserta yang akan dilatih agar hasilnya bisa optimal.
Mantan anggota DPR RI itu menyebutkan bahwa Provinsi Jateng hari ini sudah mulai mengalami bonus demografi sehingga diperlukan pengelolaan yang baik.
"Jumlah penduduk muda dan produktif banyak banget, kalau ini gagal dikelola biasanya mengarah ke hal negatif, tapi kalau dikelola dengan baik bisa menjadi kekuatan dahsyat dan masyarakat mampu berdikari dalam bidang ekonomi," katanya.
"Kegiatan pelatihan kerja ini untuk mendukung kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia, khususnya kaum muda, serta memanfaatkan bonus demograsi bagi keberlangsungan pembangunan daerah," kata Ketua Kelompok Aksi Ketenagakerjaan Inklusif Jateng Djuwandi di Semarang, Rabu.
Ia menjelaskan, bahwa penyelenggaraan pelatihan kerja untuk kaum muda kurang mampu secara ekonomi dan rentan ini digagas oleh pihaknya bersama lembaga pelatihan kerja, dunia usaha dan industri, perguruan tinggi, serta kaum muda.
"Ke depann kami akan terus memperkuat koordinasi dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan guna mewujudkan ekosistem ketenagakerjaan inklusif yang lebih baik di Jateng," ujarnya
Pembukaan pelatihan kerja kaum muda ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama pelatihan kerja kecakapan hidup antara Kelompok Aksi Ketenagakerjaan Inklusif Jateng dengan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang, Balai Latihan Kerja Surakarta dan SINERGI.
Kegiatan pelatihan kerja dibuka oleh Deputy Mission Director USAID/Indonesia, Ryan Washburn yang disaksikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Peserta pelatihan kerja terdiri dari ratusan pemuda kurang mampu dan rentan, termasuk penyandang disabilitas dari Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak dan Kabupaten Boyolali.
Dalam pidato sambutannya, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo berharap pelatihan keterampilan kerja seperti ini terus dilakukan sehingga banyak bermunculan wirausahawan yang berhasil di bidangnya.
Kendati demikian, Ganjar berpesan agar pelatihan kerja diberikan sesuai keinginan dari peserta yang akan dilatih agar hasilnya bisa optimal.
Mantan anggota DPR RI itu menyebutkan bahwa Provinsi Jateng hari ini sudah mulai mengalami bonus demografi sehingga diperlukan pengelolaan yang baik.
"Jumlah penduduk muda dan produktif banyak banget, kalau ini gagal dikelola biasanya mengarah ke hal negatif, tapi kalau dikelola dengan baik bisa menjadi kekuatan dahsyat dan masyarakat mampu berdikari dalam bidang ekonomi," katanya.