Semarang, 18/9 (Antara) - Film "Belok Kanan Barcelona" yang diadaptasi dari kisah novel best seller berjudul sama mengambil lokasi syuting di empat benua, yakni Amerika, Eropa, Asia dan Afrika.

"Syuting selama satu bulan. Dua minggu di Jakarta, dan dua minggu di empat benua," kata aktor Morgan Oey, pemeran Francis dalam film garapan sutradara Guntur Soeharjanto itu di Semarang, Selasa.

Diakui Morgan, proses syuting film itu cukup melelahkan dengan proses pengambilan gambar yang tersebar di berbagai negara, tetapi dirinya puas dengan penggarapannya, termasuk karakter yang dimainkannya.

Film itu mengisahkan persahabatan empat orang, yakni Francis (Morgan Oey), Retno (Mikha Tambayong), Farah (Anggika Bolsterli) dan Ucup (Deva Mahendra) diawali dari masa sekolah menengah atas (SMA).

Persahabatan itu nyaris pecah karena kisah cinta yang rumit di antara mereka, kemudian setelah delapan tahun mereka terpisah di empat belahan dunia berbeda hingga kemudian bertemu di Barcelona, Spanyol.

Dalam film bergenre drama komedi itu, Morgan mengatakan empat sahabat itu memiliki karakter berbeda, seperti Francis yang diperankannya sebagai sosok kalem dan sedikit introvert dibanding kawan-kawannya.

Aktris Mikha Tambayong menjelaskan Retno yang diperankannya merupakan sosok perempuan yang sangat feminin, tetapi sedikit introvert yang sebenarnya banyak memiliki kesamaan dengan karakter dirinya.

"Ya, cuma kalau terlalu perempuan banget, saya tidak terlalu. Tetapi, Retno ini kan agak introvert, tidak terlalu ekspresif. Ada kesamaan di situ," kata perempuan kelahiran Jakarta, 15 September 1994 itu.

Menurut dia, cerita dalam film tersebut keren sebagaimana kisah dalam novel aslinya, dengan tambahan karakter-karakter lain tentunya yang tidak ada dalam novel yang diterbitkan pertama kali pada 2007 itu.

"Novel ini sudah keren sejak 10 tahun lalu. Filmnya juga sama, dengan tambahan-tambahan karakter lain tentunya. Bagaimanapun, karya tulis dan karya visual pasti berbeda, tidak mungkin sama persis," kata Mikha.

Senada, aktor Deva Mahendra juga mengaku tidak terlalu kesulitan memerankan sosok Ucup yang diceritakan orang berdarah Bugis-Makassar karena sama dengan dirinya yang mengalir pula darah Bugis-Makassar.

"Dalam film ini, banyak karakter yang ditampilkan, banyak konflik, melakukan kesalahan. Artinya, penonton bisa belajar dari cerita di film ini, tidak perlu melakukan kesalahan yang sama,` katanya.

Deva yakin film tersebut akan sukses dan diminati masyarakat karena ceritanya dibuat sedekat mungkin dengan masyarakat sebagai penonton dengan konflik-konflik keseharian yang dihadirkan secara berbeda-beda.

Pengalamannya yang tak bakal dilupakan, kata dia, ketika proses pengambilan gambar di Gurun Sahara, Maroko, yang selama ini hanya bisa dilihatnya lewat foto kalender meski cuacanya teramat terik dan bersamaan bulan puasa.

"Kebetulan, bersamaan datang badai pasir. Ini fenomena yang jarang terjadi dan tidak bisa diprediksi. Dalam cerita pun tidak mungkin dikonsep penulis. Tetapi, itu kesempatan menghadirkan sesuatu yang berbeda," kata Deva.

Komedian Ananta Rispo menambahkan film tersebut dihadirkan dengan semewah dan semahal itu karena keyakinan para penonton di Indonesia yang sudah sebegitu mengapresiasi film Indonesia yang berkualitas.

"Saya jadi Hasan. Hasan ini pelengkapnya Francis karena orangnya kan terlalu introvert, ke mana-mana sendiri, ngapa-ngapain sendiri. Makanya, ditemenin Hasan ini," canda komika bernama asli Rizki Ananta Putra itu.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024