Semarang (Antaranews Jateng) - Perusahaan jasa kurir ekspres dan logistik Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menggandeng kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mengembangkan bisnis melalui layanan yang disediakan.
"Perkembangan industri kreatif tidak luput dari dukungan industri logistik. Makanya, JNE dan UMKM adalah mitra sehingga kami `concern`," kata Head of Marketing Communication JNE Mayland Hendrar Prasetyo di Semarang, Rabu.
Hal tersebut diungkapkannya saat talkshow interaktif "Kopiwriting" bersama Kompasiana dengan tema "Industri Kreatif di Era Digital" di Hotel Aston Inn Semarang yang menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan UMKM.
Mayland menjelaskan ajang "Kopiwriting" tersebut merupakan sarana untuk terus "update" informasi mengenai perkembangan industri kreatif di era digital yang sangat dinamis di Semarang, sebagaimana sebelumnya di Makassar.
"Kami sudah tahun ketiga mengadakan pelatihan UMKM. Kali ini, kami fokuskan kepada para pelaku UMKM karena JNE tumbuh dan besar secara masif berkat para pelaku UMKM yang terus mengembangkan usahanya," katanya.
Untuk mendorong UMKM, JNE mengajak para pelaku UMKM memanfaatkan berbagai fasilitas atau produk layanan, seperti JLC (JNE Loyalty Card) untuk mengapresiasi dengan perolehan poin hingga JNR (JNE Trucking) untuk pengiriman.
Dicontohkannya untuk produk JLC, kalangan UMKM yang menjadi anggota bisa mendapatkan poin untuk ditukarkan dengan berbagai hadiah, seperti jalan-jalan, naik helikopter, hingga naik mobil mewah sekelas Ferrari.
"Dalam sebulan, kami bisa menangani 20 juta kiriman. Untuk Semarang, kontribusinya sekitar 3-4 persen. Ya, memang ada kenaikan 30-40 persen dari tahun ke tahun, terutama dari kiriman layanan belanja `online`," kata Mayland.
Sementara itu, Branch Manager JNE Cabang Utama Semarang Wahyu Sangerti Alam menambahkan saat ini setidaknya ada 1.860 UMKM yang aktif bertransaksi untuk wilayah Semarang yang mencakup 23 kabupaten/kota.
"Di lantai 3-4 kantor kami juga dikhususkan untuk pengembangkan UMKM. Kami sediakan sebagai tempat `sharing` tentang kewirausahaan, kalangan kampus juga bisa pakai untuk seminar, dan lembaga nonprofit," katanya.
Seiring era digitalisasi, diakuinya, progres sektor UMKM berkembang, terutama dari kalangan milenial yang banyak menjadi "Youtuber" maupun pelaku bisnis "online" yang harus didukung dengan layanan logistik memadai.
"Kami optimistis perkembangan UMKM ini berpengaruh positif dengan peningkatan kiriman di JNE. Makanya, kami juga sediakan layanan jemput. Jadi, konsumen tidak perlu datang ke konter untuk mengirim barang," kata Wahyu.
Hadir sebagai pembicara dalam talkshow tersebut, yakni Chief Executive Officer (CEO) Identix Batik Irma Susanti dan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi IUMKM Akumandiri Jawa Tengah Madiyo Sriyanto.
"Perkembangan industri kreatif tidak luput dari dukungan industri logistik. Makanya, JNE dan UMKM adalah mitra sehingga kami `concern`," kata Head of Marketing Communication JNE Mayland Hendrar Prasetyo di Semarang, Rabu.
Hal tersebut diungkapkannya saat talkshow interaktif "Kopiwriting" bersama Kompasiana dengan tema "Industri Kreatif di Era Digital" di Hotel Aston Inn Semarang yang menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan UMKM.
Mayland menjelaskan ajang "Kopiwriting" tersebut merupakan sarana untuk terus "update" informasi mengenai perkembangan industri kreatif di era digital yang sangat dinamis di Semarang, sebagaimana sebelumnya di Makassar.
"Kami sudah tahun ketiga mengadakan pelatihan UMKM. Kali ini, kami fokuskan kepada para pelaku UMKM karena JNE tumbuh dan besar secara masif berkat para pelaku UMKM yang terus mengembangkan usahanya," katanya.
Untuk mendorong UMKM, JNE mengajak para pelaku UMKM memanfaatkan berbagai fasilitas atau produk layanan, seperti JLC (JNE Loyalty Card) untuk mengapresiasi dengan perolehan poin hingga JNR (JNE Trucking) untuk pengiriman.
Dicontohkannya untuk produk JLC, kalangan UMKM yang menjadi anggota bisa mendapatkan poin untuk ditukarkan dengan berbagai hadiah, seperti jalan-jalan, naik helikopter, hingga naik mobil mewah sekelas Ferrari.
"Dalam sebulan, kami bisa menangani 20 juta kiriman. Untuk Semarang, kontribusinya sekitar 3-4 persen. Ya, memang ada kenaikan 30-40 persen dari tahun ke tahun, terutama dari kiriman layanan belanja `online`," kata Mayland.
Sementara itu, Branch Manager JNE Cabang Utama Semarang Wahyu Sangerti Alam menambahkan saat ini setidaknya ada 1.860 UMKM yang aktif bertransaksi untuk wilayah Semarang yang mencakup 23 kabupaten/kota.
"Di lantai 3-4 kantor kami juga dikhususkan untuk pengembangkan UMKM. Kami sediakan sebagai tempat `sharing` tentang kewirausahaan, kalangan kampus juga bisa pakai untuk seminar, dan lembaga nonprofit," katanya.
Seiring era digitalisasi, diakuinya, progres sektor UMKM berkembang, terutama dari kalangan milenial yang banyak menjadi "Youtuber" maupun pelaku bisnis "online" yang harus didukung dengan layanan logistik memadai.
"Kami optimistis perkembangan UMKM ini berpengaruh positif dengan peningkatan kiriman di JNE. Makanya, kami juga sediakan layanan jemput. Jadi, konsumen tidak perlu datang ke konter untuk mengirim barang," kata Wahyu.
Hadir sebagai pembicara dalam talkshow tersebut, yakni Chief Executive Officer (CEO) Identix Batik Irma Susanti dan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi IUMKM Akumandiri Jawa Tengah Madiyo Sriyanto.