Purwokerto (Antaranews Jateng) - Sejumlah warga Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memilih Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Purwokerto di Desa Tambaksari Kidul sebagai tempat untuk menyembelih hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriah.

Dari pantauan di RPH Purwokerto, Desa Tambaksari Kidul, Kecamatan Kembaran, Rabu, sejumlah warga dari berbagai wilayah Kabupaten Banyumas tampak mendatangi tempat itu guna menyembelih hewan kurbannya.

Salah seorang warga Kelurahan Kranji, Kecamatan Purwokerto Timur, Wahono mengaku sengaja menyembelih hewan kurban berupa satu ekor sapi di RPH Purwokerto karena lebih praktis.

"Lebih praktis karena di sini ada tenaga ahli yang sudah terbiasa memotong hewan khususnya sapi dan peralatannya lengkap Kalau di rumah kan repot dan sulit mencari jagal (orang yang biasa menyembelih hewan, red.)," katanya.

Ia mengatakan setelah disembelih dan dipotong menjadi beberapa bagian di RPH Purwokerto, daging sapi kurban itu selanjutnya dibawa ke rumah untuk dipotong-potong serta dibungkus untuk dibagikan kepada warga yang tidak mampu.

Selain warga, jasa penyembelihan hewan kurban di RPH Purwokerto juga dimanfaatkan oleh sejumlah panitia kurban dari sejumlah masjid, salah satunya Masjid Al-Ma`tsurat, Kelurahan Purwokerto Lor, Kecamatan Purwokerto Timur.

"Kami menyembelih hewan kurban berupa dua ekor sapi di sini karena enggak ada tempat untuk penyembelihan di sekitar masjid. Lokasinya enggak memenuhi syarat," kata salah seorang Panitia Kurban Masjid Al-Ma`tsurat, Tarno.

Menurut dia, penyembelihan hewan kurban di RPH Purwokerto lebih efisien sehingga sapi yang telah disembelih tinggal dibawa ke masjid untuk dibersihkan dan dipotong-potong sebelum dibagikan ke warga sekitar.

Petugas RPH Purwokerto drh. Sariyati mengakui jika dibandingkan dengan Idul Adha 1438 H, jumlah hewan kurban berupa sapi yang disembelih di tempat itu pada Idul Adha 1439 H mengalami peningkatan secara kuantitas maupun kualitas.

"Jumlah sapi yang sudah terdaftar untuk disembelih hari ini (22/8) sebanyak 26 ekor dan mungkin masih bisa bertambah, tahun kemarin tidak sebanyak itu. Secara kualitas pun meningkat karena dari 16 ekor sapi yang telah disembelih, kami baru menemukan satu ekor yang mengandung cacing hati, sedangkan tahun kemarin cukup banyak," katanya.

Kendati demikian, dia mengakui jika ada satu ekor sapi yang paru-parunya mengalami kongesti atau pembendungan pembuluh darah.

Menurut dia, hal itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya masalah teknis sehingga bukan karena penyakit.

Dalam hal ini, kata dia, pemotongan dilakukan menggunakan "stunning", yakni dengan memingksankan hewan terlebih dulu sehingga ketika merobohkannya tidak pelan-pelan dapat mengakibatkan terjadinya kongesti.

"Dapat juga karena makanannya yang kebanyakan dari konsentrat. Namun yang mengandung cacing hati, sementara baru ditemukan satu ekor," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banyumas Jan Ari Rijadi mengatakan pihaknya telah melakukan pengobatan massal guna mengantisipasi cacing hati pada ternak.

Menurut dia, pengobatan massal itu dilakukan karena berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, sekitar 10 persen hewan kurban yang disembelih diketahui terkena cacing hati.?

"Cuma tidak semua tempat bisa kami jangkau dan banyak pula hewan kurban yang didatangkan dari luar daerah sehingga tidak bisa kami pantau," katanya. 
 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024