Kudus (Antaranews Jateng) - Acara perpisahan Bupati Kudus Musthofa menyusul berakhirnya masa jabatannya terhitung per 14 Agustus 2018 diwarnai isak tangis dari sejumlah orang di antara hadirin, Senin.
Acara perpisahan yang digelar di Pendopo Kabupaten Kudus tersebut tidak mampu menampung banyaknya tamu undangan yang hadir sehingga sebagian besar tamu hanya duduk di sejumlah tempat yang teduh.
Salah satunya, Provos Satpol PP Kabupaten Kudus Santoso meneteskan air mata saat perpisahan bersama Bupati Kudus Musthofa dan berksempatan berjabat tangan serta berpelukan.
"Saya memang merasa sangat kehilangan karena selama ini selalu mengikuti kegiatannya di wilayah Kudus," kata Provos Satpol PP Kabupaten Kudus Santoso.
Bahkan, Santoso tidak pernah absen mengikuti kegiatan yang selalu dihadiri Bupati Kudus Musthofa sehingga dirinya yang merasa bukan kalangan pejabat mendapat sambutan hangat, termasuk di kalangan pejabat lainnya juga dikenal.
Masyarakat yang mengetahui dirinya bersama anggota Satpol PP lainnya menghadiri setiap acara di berbagai daerah di Kabupaten Kudus, kata dia, selalu menebak bahwa Bupati Kudus Musthofa akan datang.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Kliwon (HPPK) Sulistyanto yang mendapat kesempatan berjabat tangan juga ikut meneteskan air mata, termasuk seorang juru parkir yang ikut hadir pada acara perpisahan juga ikut menangis setelah sempat berjabat tangan.
Sejumlah pejabat yang berkesempatan menyampaikan sambutan juga memberiksan tanggapan yang sama bahwa selama 10 tahun menjabat Kabupaten Kudus memang banyak perubahan di berbagai bidang pelayanan.
Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning mengakui bahwa Bupati Musthofa yang dikenalnya selama satu tahun lima bulan merupakan sosok yang cukup tegas, meskipun tidak segan mengingatkan jajarannya yang berbuat kesalahan pada saat itu juga.
Agusman Gurning menilai Musthofa adalah pemimpin yang kooperatif dan terbuka, terbukti dari pengajuan bantuan hibah pembangunan Markas Polres Kudus bisa selesai dalam kurun waktu 2 tahun. Polres tetangga tidak demikian.
"Kami juga menilai bahwa dia merupakan sosok pemimpin yang inovatif dan kreatif," ujarnya.
Berbeda dengan Ketua DPRD Kabupaten Kudus Ahmad Yusuf Roni justru mengungkapkan sisi negatifnya.
Yusuf Roni mengaku ketika menuju pendopo Kabupaten Kudus menanyai 100-an orang tentang sosok Bupati Kudus Musthofa, sekitar 10 persen menganggap galak dan selebihnya tidak berani menjawab.
Meskipun galak, menurut Yusuf Roni, berkat didikan dari Musthofa akhirnya kini dirinya bisa sukses dalam meniti karier politik.
Pada awalnya, dirinya masih tinggal bersama Bupati Kudus Musthofa sehingga mengenal betul karakternya yang sekaligus sebagai atasannya di kepengurusan DPC PDI Perjuangan Kudus. Bahkan, dirinya memberikan perumpamaan berkat didikannya "celeng pun bisa menjadi banteng".
Acara perpisahan yang digelar di Pendopo Kabupaten Kudus tersebut tidak mampu menampung banyaknya tamu undangan yang hadir sehingga sebagian besar tamu hanya duduk di sejumlah tempat yang teduh.
Salah satunya, Provos Satpol PP Kabupaten Kudus Santoso meneteskan air mata saat perpisahan bersama Bupati Kudus Musthofa dan berksempatan berjabat tangan serta berpelukan.
"Saya memang merasa sangat kehilangan karena selama ini selalu mengikuti kegiatannya di wilayah Kudus," kata Provos Satpol PP Kabupaten Kudus Santoso.
Bahkan, Santoso tidak pernah absen mengikuti kegiatan yang selalu dihadiri Bupati Kudus Musthofa sehingga dirinya yang merasa bukan kalangan pejabat mendapat sambutan hangat, termasuk di kalangan pejabat lainnya juga dikenal.
Masyarakat yang mengetahui dirinya bersama anggota Satpol PP lainnya menghadiri setiap acara di berbagai daerah di Kabupaten Kudus, kata dia, selalu menebak bahwa Bupati Kudus Musthofa akan datang.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Kliwon (HPPK) Sulistyanto yang mendapat kesempatan berjabat tangan juga ikut meneteskan air mata, termasuk seorang juru parkir yang ikut hadir pada acara perpisahan juga ikut menangis setelah sempat berjabat tangan.
Sejumlah pejabat yang berkesempatan menyampaikan sambutan juga memberiksan tanggapan yang sama bahwa selama 10 tahun menjabat Kabupaten Kudus memang banyak perubahan di berbagai bidang pelayanan.
Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning mengakui bahwa Bupati Musthofa yang dikenalnya selama satu tahun lima bulan merupakan sosok yang cukup tegas, meskipun tidak segan mengingatkan jajarannya yang berbuat kesalahan pada saat itu juga.
Agusman Gurning menilai Musthofa adalah pemimpin yang kooperatif dan terbuka, terbukti dari pengajuan bantuan hibah pembangunan Markas Polres Kudus bisa selesai dalam kurun waktu 2 tahun. Polres tetangga tidak demikian.
"Kami juga menilai bahwa dia merupakan sosok pemimpin yang inovatif dan kreatif," ujarnya.
Berbeda dengan Ketua DPRD Kabupaten Kudus Ahmad Yusuf Roni justru mengungkapkan sisi negatifnya.
Yusuf Roni mengaku ketika menuju pendopo Kabupaten Kudus menanyai 100-an orang tentang sosok Bupati Kudus Musthofa, sekitar 10 persen menganggap galak dan selebihnya tidak berani menjawab.
Meskipun galak, menurut Yusuf Roni, berkat didikan dari Musthofa akhirnya kini dirinya bisa sukses dalam meniti karier politik.
Pada awalnya, dirinya masih tinggal bersama Bupati Kudus Musthofa sehingga mengenal betul karakternya yang sekaligus sebagai atasannya di kepengurusan DPC PDI Perjuangan Kudus. Bahkan, dirinya memberikan perumpamaan berkat didikannya "celeng pun bisa menjadi banteng".