Purwokerto (Antaranews Jateng) - Setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2016, Pasar Manis Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menjadi salah satu lokasi favorit masyarakat untuk berbelanja.

Pasar Manis Purwokerto salah satu pasar tradisional yang masuk dalam program revitalisasi pasar rakyat.

Proyek revitalisasi tersebut memang telah menjadikan wajah Pasar Manis menjadi "semanis" namanya.

Bangunannya berkonsep modern, sirkulasi udaranya baik, bersih, tidak becek, dan membuat pembeli merasa nyaman berlama-lama berbelanja di tempat itu.

Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri, bahwa program revitalisasi pasar memang sangat penting untuk dilakukan.

Pasalnya, berbelanja di pasar tradisional memang salah satu simbol budaya yang sudah sejak lama berkembang di masyarakat Indonesia.

Pasar tradisional tidak hanya berfungsi sebatas kegiatan ekonomi, namun juga berfungsi sebagai kegiatan sosial budaya.

Di pasar tradisional, terjadi jalinan sosial antarpedagang, antara pedagang dengan pemasok barang, dan khususnya pedagang dengan masyarakat konsumen.

Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri, saat ini banyak bermunculan pasar-pasar modern yang menawarkan konsep kekinian, kebersihan, kenyamanan, dan konsep modern.

Koordinator Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Dr. Suharno, SE, MSi mengatakan revitalisasi pasar tradisional penting dilakukan guna meningkatkan daya tarik konsumen dan sekaligus kemampuan bersaing dengan pasar modern.

Upaya revitalisasi pasar tradisional, kata dia, sangat penting untuk dilakukan guna mengoptimalkan peran ekonomi kerakyatan.

Pasalnya, pasar tradisional masih menjadi sektor penting dalam menggerakkan ekonomi, utamanya di pusat-pusat keramaian baru atau di dalam kota.

Dengan revitalisasi pasar membuat kepercayaan masyarakat terhadap pasar tradisional meningkat sehingga akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan pasar pada masa mendatang.

Selama ini, pasar tradisional banyak dinilai kurang rapi, sumpek, becek, bau, dan kumuh. Oleh karena itu, revitalisasi pasar merupakan alternatif paling tepat untuk mengubah citra pasar tradisional yang ada di masyarakat.

Pemerintah, kata dia, perlu mendukung revitalisasi pasar tradisional dan jika perlu, revitalisasi pasar secara menyeluruh.

Misalkan mengubahnya agar pembangunannya menggunakan konstruksi baja yang kokoh, dilengkapi penataan yang unik sehingga udara yang berada di dalam pasar tersirkulasi dengan baik, dan pada akhirnya kesan sumpek pada pasar tradisional dapat dihilangkan.

Selain untuk menunjang efektivitas terhadap pasar, upaya revitalisasi pasar juga dapat meningkatkan minat masyarakat berbelanja, sekaligus menjadikannya sebagai daya tarik baru, misalnya menjadi objek wisata baru di daerah tersebut.

"Pada akhirnya akan menjadi tandingan baru bagi dominasi pasar modern atau `supermarket` yang terus menjamur," katanya.

Riwayat keberadaan pasar tradisional, kata dia, juga memiliki ragam yang berbeda-beda, misalnya pasar inpres, pasar desa, dan lain sebagainya.

Revitalisasi pasar dapat dilakukan dengan beberapa pilihan, misalnya secara swakelola yang membutuhkan partisipasi pedagang di pasar hingga pemerintah daerah.

"Setelah direvitalisasi, sedianya akan terdapat kios dan los yang keseluruhannya bertambah dengan harga sewa yang proporsional sehingga baik para pedagang maupun pembeli tetap merasa nyaman ketika berbelanja," katanya.

Dia menegaskan upaya revitalisasi pasar membutuhkan komitmen dari pemerintah daerah. Melalui program tersebut diharapkan dapat membangkitkan kepercayaan masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional yang tentunya akan berdampak positif bagi kesejahteraan pedagang pasar.

Selain itu, revitalisasi pasar diharapkan dapat mewujudkan pasar yang bersih, sehat, tepercaya, dan harga yang bersaing.

Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu perencanaan yang menyeluruh, sesuai dengan keunikan daerah dan memiliki konsep kekinian guna menjadikan pasar tradisional sebagai destinasi favorit masyarakat.

Pasar Manis Purwokerto, tambah dia, merupakan salah satu contoh revitalisasi pasar yang berhasil menjadikannya sebagai destinasi favorit.


Destinasi Wisata

Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Chusmeru mengatakan pasar tradisional bisa dikemas dengan konsep kekinian dan menjadi destinasi wisata digital yang dapat menarik minat wisatawan, khususnya generasi muda.

"Pasar tradisional bisa menjadi daya tarik wisatawan, jika dikemas dengan konsep wisata yang kekinian, yaitu sebuah pasar yang tradisional secara bentuk, namun secara tampilan bisa menjadi destinasi wisata digital," katanya.

Destinasi digital merupakan destinasi yang menarik untuk dipamerkan melalui foto dan video yang diunggah ke media sosial.

Dia mengatakan destinasi digital bisa berupa objek wisata, atraksi budaya, dan kuliner, baik yang sudah ada maupun yang akan dikembangkan.

Jika diunggah ke media sosial, destinasi itu akan tampak kreatif dan menarik. Destinasi wisata yang memiliki banyak lokasi yang menarik untuk diunggah ke medsos, menurut dia, kian diincar oleh generasi muda.

Kendati demikian, kata dia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pasar tradisional bisa menjadi destinasi digital, yakni mengubah kesan pasar sebagai tempat yang kumuh menjadi tempat yang menarik, bersih, dan rapi.

Pasar tradisional juga harus memiliki ciri khas yang bersifat tradisional, baik dari aspek tempat maupun ragam dagangan, seperti sayur, buah, maupun kuliner.

Selain itu, memadukan unsur-unsur tradisonal dalam pasar, seperti transaksi jual beli dengan unsur-unsur tradisional lain, misalnya atraksi seni budaya dan permainan tradisional.

Dengan demikian pasar tradisional suatu daerah akan berbeda dengan daerah lain.

Suasana pasar tradisional yang menarik membuat semua kalangan berminat mengunjunginya, baik perempuan maupun laki-laki, anak-anak, remaja, maupun dewasa.

Selain itu, pasar tradisional memiliki latar belakang pemandangan yang indah, unik, dan menarik, seperti bentang alam pegunungan, sawah, sungai, danau, laut, maupun bangunan bersejarah.

Tempat itu juga perlu memadukan panorama pasar tradisional dengan tren wisata digital kekinian, yaitu menyediakan lokasi menarik untuk berswafoto.

Ia juga mengemukakan pentingnya pengelolaan pasar tradisional secara profesional dengan mengutamakan pelayanan dan kepuasan pengunjung, serta dipromosikan secara masif melalui media sosial.

Selain itu, memiliki kalender kegiatan yang berkesinambungan dan selalu menyuguhkan inovasi melalui atraksi seni budaya sehingga pasar tradisional selain sebagai tempat transaksi kebutuhan sehari-hari masyarakat juga tempat berwisata.

"Setiap daerah, sesungguhnya bisa mengembangkan pasar tradisional dengan konsep wisata, asalkan punya keunikan masing-masing, contohnya Pasar Karetan di Kendal, Pasar Baba Boentjit Palembang, Pasar Kaki Langit Yogyakarta," katanya.

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024