Solo (Antaranews Jateng) - Total nilai investasi di Kota Surakarta pada semester satu tahun 2018 sekitar Rp1,3 triliun atau turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp2,5 triliun seiring dengan mulai terbatasnya lahan di daerah tersebut.

"Berdasarkan data kami total investasi pada semester satu tahun ini sebesar Rp1.289.604.267.759, sedangkan semester satu tahun lalu sebesar Rp2.556.616.313.678," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Surakarta Toto Amanto di Solo, Selasa.

Sedangkan untuk jumlah perusahaan pada tahun ini sebanyak 607 perusahaan atau lebih banyak dibandingkan tahun lalu sebanyak 414 perusahaan.

Ia mengatakan berbicara tentang Kota Solo, saat ini lahan yang tersedia sudah sangat terbatas.

"Mengenai peluang-peluang industri yang ada, kebetulan Solo tidak punya wilayah yang diperuntukkan khususnya industri manufaktur," katanya.

Bahkan untuk industri perhotelan, dikatakannya, masih mungkin dikembangkan tetapi di Solo bagian utara. Meski demikian, ia tidak menjamin peluangnya akan baik mengingat saat ini ketersediaan kamar di Kota Solo sekitar 5.000 kamar.

"Kalau mau mengembangkan hotel jangan di tengah dan selatan karena sudah terlalu banyak," katanya.

Menurut dia, salah satu industri yang masih memungkinkan dikembangkan di tengah kondisi tersebut yaitu industri kreatif rumahan yang tidak membutuhkan banyak ruang.

Sementara itu, mengenai total investasi pada tahun ini lebih banyak disumbang oleh industri besar dengan nilai investasi mencapai Rp920.952.857.659 dengan jumlah perusahaan sebanyak 11 perusahaan.

Sedangkan untuk industri menengah, dikatakannya, total investasi sebesar Rp252.736.923.362 dengan 105 perusahaan, diikuti dengan industri kecil dengan nilai investasi Rp69.720.986.702 dengan jumlah perusahaan sebanyak 335 perusahaan.

"Kalau untuk industri mikro nilai investasinya sebesar Rp6.193.500.000 dengan jumlah perusahaan 156 perusahaan," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024