Cilacap (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, siap mengembangkan padi hibrida Sembada untuk mendukung program swasembada dan ketahanan pangan, kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Cilacap Erma Syahyuni.

"Setelah ada `demfarm` (demonstrasi farming) ini, terbukti hasilnya lebih bagus dari varietas nonhibrida sehingga petani bisa berhitung walaupun harga benihnya mahal, keuntungan yang diperoleh lebih tinggi dari padi nonhibrida," katanya di Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungreja, Cilacap, Kamis.

Erma mengatakan hal itu kepada Antara usai panen raya padi hibrida Sembada 989 pada lahan "demfarm" seluas 25 hektare milik Kelompok Tani Bojongsari, Desa Bojongsari, yang didukung APBD Provinsi Jawa Tengah.

Menurut dia, harga benih padi hibrida Sembada 989 di tingkat petani mencapai kisaran Rp100.000 per kilogram, sedangkan kebutuhan benih per hektare mencapai 15 kilogram.

Akan tetapi, hasil panen padi hibrida Sembada 989 sangat tinggi karena bisa mencapai 12 ton per hektare, sedangkan produktivitas padi varietas lainnya berkisar 8-9 ton per hektare.

"Kalau padi nonhibrida, minimal butuh benih 25 kilogram per hektare. Harga benih padi nonhibrida sekitar Rp15.000 per kilogram," kata Erma menambahkan.

Bahkan, kata dia, sejumlah petani di Kecamatan Kedungreja juga telah menanam padi hibrida Sembada 989 secara swadaya pada lahan seluas 25 hektare karena hasil panennya tergolong tinggi.

"Jadi selain ditanam pada lahan `demfarm` seluas 25 hektare, beberapa petani di Kecamatan Kedungreja juga menanam padi hibrida Sembada secara swadaya pada lahan seluas 25 hektare. Dengan demikian, saat ini ada 50 hektare sawah yang ditanami padi hibrida Sembada," katanya.

 Salah seorang anggota Kelompok Tani Bojongsari, Rosyid mengaku telah empat kali menanam padi hibrida Sembada 989 karena produktivitasnya sangat tinggi.

Bahkan, dia juga mencoba menanam padi hibrida Sembada 168 yang produktivitasnya lebih tinggi dari Sembada 989.

"Satu malai padi Sembada 168 berisi 360 butir gabah, sedangkan Sembada 989 berisi 260 butir gabah. Sementara varietas lainnya seperti Ciherang berisi 144 butir dalam satu malai," katanya.

Selain produktivitasnya tinggi, kata dia, padi hibrida Sembada memiliki rasa yang enak dan pulen tidak kalah dengan Pandanwangi.

Dia mengaku memiliki sawah seluas 100 ubin (1 ubin setara dengan 14,0625 meter persegi, red.) dan seluruhnya ditanami padi hibrida Sembada yang diproduksi PT Biogene Plantation, Gresik, Jawa Timur.

"Saat panen padi Sembada sebelumnya, saya bisa mendapatkan hasil bersih sebesar 11,1 kuintal setelah dikurangi dengan upah tenaga pemanen. Sementara saat masih menanam padi Ciherang, hasil bersihnya cuma 7 kuintal," katanya.

Sementara itu, Manajer Area Jateng-DIY PT Biogene Plantation Budi Basuki mengakui jika harga benih padi hibrida Sembada 989 di tingkat petani tergolong tinggi karena mencapai kisaran Rp100.000 per kilogram.

Menurut dia, hal itu disebabkan adanya penambahan biaya pengiriman dan sebagainya.

"Kalau kami sebenarnya melepas dengan harga berkisar Rp65.000-Rp70.000 per kilogram. Namun demikian, petani tetap mau membeli karena produktivitasnya tinggi," katanya.

Ia mengatakan jika padi hibrida yang memiliki produktivitas tinggi dapat dikembangkan di berbagai wilayah, impor beras tidak perlu dilakukan karena bisa dipenuhi dari dalam negeri.
 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024