Pati (Antaranews Jateng) - Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) yang ada di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menggelar pameran sejumlah teknologi pertanian yang ramah lingkungan di Kantor Balingtan di Jalan Jakenan-Jaken, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Senin.

Pameran berbagai inovasi teknologi pertanian tersebut, digelar dalam rangka aksi peduli lingkungan pertanian yang bertepatan dengan peringatan Hari Bumi serta Hari Lingkungan se-dunia sebagai bentuk penyadaran publik untuk ikut mengambil aksi positif bagi perlindungan lingkungan dan planet bumi.

Menurut Kepala Balingtan Asep Nugraha Adiwinata ditemui usai pembukaan aksi peduli lingkungan pertanian di Pati, Senin, dengan dipamerkannya sejumlah teknologi pertanian yang ramah lingkungan bertujuan untuk pengenalan dan merangsang para pemangku kepentingan maupun petani untuk melakukan alih teknologi. 

"Penyebaran inovasi teknologi ramah lingkungan tersebut juga dalam rangka mendukung optimalisasi produktivitas pertanian," ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, kegiatan tersebut juga dihadiri ratusan peneliti di bidang pertanian dan sejumlah pihak yang peduli di bidang pertanian.

Inovasi teknologi pertanian yang dipamerkan, yakni filter inlet outlet (FIO) yang merupakan teknologi penyaringan air sebelum dan sesudah masuk area persawahan.

"Alat filtrasi yang dapat menahan atau menangkap residu pestisida tersebut ditempatkan di saluran masuk dan atau saluran keluar untuk menyaring air, khususnya air irigasi sehingga air yang masuk ke lahan pertanian sehat untuk tanaman dan lingkungan," ujarnya.

Teknologi lainnya, yakni perangkat uji residu pestisida (PURP), pupuk urea berlapis biochar, varietas padi rendah emisi, serta biokompos yang merupakan pupuk organik yang mengkombinasikan pupuk kandang dan arang sekam dengan perbandingan empat banding satu.

Balingtan juga memperkenalkan teknologi pengolah limbah pertanian menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam bentuk asap cair.

"Pengolahan limbah pertanian dengan cara pembakaran dalam tungku akan menghasilkan dua produk yang bermanfaat, yaitu arang (biochar) dan asap cair," ujarnya.

Penggunaan tungku dalam proses pembakaran, katanya, juga dapat mengurangi dampak asap yang ditimbulkan. 

Teknologi terapan lainnya yang diperkenalkan, yakni penyemprotan pestisida menggunakan drone (pesawat mini).

Balai Penelitian Lingkungan Pertanian menginisiasi penggunaan drone dalam aplikasi pestisida nabati berbasis sumber daya lokal yang ramah lingkungan.

 "Penggunaan drone pestisida di kebun percobaan Balingtan karena mempertimbangkan sulitnya tenaga kerja dan efisiensi waktu dalam pengendalian OPT dengan luasan lahan di kebun percobaan yang mencapai 13,8 hektare," ujarnya.

Adapun rangkaian kegiatan aksi peduli lingkungan pertanian yang digelar 2-7 Juli 2018, yakni bimbingan teknis teknologi Balingtan, gelar teknologi, bazar, inovasi teknologi ramah lingkungan, dan lomba mewarnai.

Hadir pada pembukaan aksi peduli lingkungan, yakni Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi, Wakil Bupati Pati Samsul Arifin, dan Komandan Kodim 0718/Pati Letkol Arm Arief Darmawan.

Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan membutuhkan strategi revolusioner dan radikal.

"Produk pertanian organik sebagai produk pangan yang sehat juga perlu disosialisasikan kepada masyarakat," ujarnya. 

Wakil Bupati Pati Samsul Arifin berharap ada teknologi tepat guna yang bisa dimanfaatkan petani agar ada daya ungkit untuk pengembangan sektor pertanian di Pati.

"Kami juga menargetkan, setiap desa memiliki produk sesuai karakteristik dan potensi daerahnya, termasuk daerah yang berpotensi di bidang pertanian tentunya bisa dikembangkan menjadi lebih maju," ujarnya. 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024