Cilacap (Antaranews Jateng) - Seluruh wilayah di Jawa Tengah diprakirakan telah memasuki musim kemarau pada bulan Juli, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Cilacap Teguh Wardoyo.
   
 "Berdasarkan peta prakiraan cuaca yang dikeluarkan Stasiun Klimatologi BMKG Semarang, seluruh wilayah Jateng telah memasuki musim kemarau pada bulan Juli. Kendati demikian, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi pada bulan Juli," katanya di Cilacap, Senin.

     Bahkan, kata dia, daerah yang berada di pegunungan tengah Jateng seperti Banyumas bagian timur-utara, sebagian besar wilayah utara Purbalingga, sebagian besar wilayah utara Banjarnegara, sebagian kecil wilayah utara-barat Wonosobo, sebagian besar wilayah barat-selatan Batang, sebagian besar wilayah selatan Pekalongan, dan sebagian wilayah selatan-timur Pemalang masih berpotensi terjadi hujan dengan curah 51-100 milimeter selama bulan Juli.

     Akan tetapi, lanjut dia, curah hujan sebesar 51-100 milimeter sudah masuk kategori musim kemarau karena kurang dari 150 milimeter per bulan.

     Ia mengatakan berdasarkan prakiraan awal yang dikeluarkan BMKG, musim kemarau tahun 2018 berlangsung normal.

     Lebih lanjut, Teguh mengatakan angin kencang juga masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jateng pada bulan Juli.

     "Apalagi saat sekarang di Samudra Pasifik sebelah timur laut Taiwan muncul badai tropis Pratiroon dengan tekanan udara di pusatnya mencapai 985 milibar, sedangkan di wilayah Australia bagian tenggara terdapat daerah tekanan tinggi yang saat ini mencapai 1.026 milibar," katanya.

     Ia mengatakan perbedaan tekanan udara yang signifikan tersebut berdampak pada peningkatan kecepatan angin yang bertiup dari belahan bumi selatan menuju belahan bumi utara.

     Menurut dia, peningkatan kecepatan angin tersebut juga berdampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

     Dia mengakui jika saat ini, gelombang di perairan selatan Jateng dan DIY tidak setinggi beberapa hari sebelumnya karena sebagian angin yang bertiup di wilayah belahan bumi selatan berbelok menuju daerah tekanan rendah yang muncul di Samudra Hindia Barat.
   
 "Akan tetapi pada akhir pekan ini, sekitar tanggal 7 dan 8 Juli, ketinggian gelombang diprakirakan kembali mengalami peningkatan. Kami akan terus memantau perkembangan cuaca khususnya di wilayah Jateng bagian selatan," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024