Temanggung (Antaranews Jateng) - Batik ciprat karya penyandang disabilitas intelektual penerima manfaat di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG) Kartini Temanggung, Jawa Tengah, banyak dipesan masyarakat.
"Batik ciprat merupakan salah satu hasil karya penerima manfaat dan menjadi ciri khas hasil karya bagi penyandang disabilitas intelektual," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial BBRSBG Kartini, Probo Retno Kuncoro Rini di Temanggung, Jumat.
Ia menyampaikan hal tersebut usai penutupan pertemuan persatuan orang tua penerima manfaat di BBRSB Kartini, Temanggung yang berlangsung pada 28-29 Juni 2018 dengan kegiatan, antara lain konsultasi mengenai perkembangan dan penanganan anak, senam bersama, bazar, pameran, dan pentas kesenian.
Menurut dia selama ini batik ciprat karya penerima manfaat BBRSBG banyak dipesan oleh sejumlah instansi, termasuk dari Jakarta.
"Pesanan batik ciprat dari Jakarta cukup banyak, dari Kementerian Sosial dan dari instasi lain," katanya.
Batik ciprat untuk bahan satu baju dipasarkan antara Rp120.000 hingga Rp130.000 per potong.
"Harga batik ciprat tersebut tergantung motif dan warnanya," katanya.
Probo Retno mengatakan BBRSBG memiliki instalasi produksi untuk memantapkan bimbingan pada penerima manfaat sebelum mereka dikembalikan pada orang tua masing-masing.
"Kami mempunyai program prapembelajaran kerja, yakni menerapkan hasil-hasil bimbingan keterampilan yang diajarkan di sini, melalui prapembelajaran kerja kami harapkan hasilnya akan lebih bagus dan menarik minat pemilik usaha untuk merekrutnya," katanya.
Ia menuturkan selama ini instalasi produksi memiliki jaringan untuk pemasaran sudah bagus, karena mereka arahnya ke pruduk yang akan dijual, sedangkan untuk program bimbingan arahnya pameran dan tamu yang berkunjung ke sini.
"Tamu yang datang ke BBRSBG banyak juga yang membeli produk anak-anak," katanya.
Selain batik ciprat, katanya para penerima manfaat juga bisa memilih keterampilan lain yang disukai, antara lain keterampilan menjahit, boga, kayu, gerabah, dan kerumahtanggaan.
"Batik ciprat merupakan salah satu hasil karya penerima manfaat dan menjadi ciri khas hasil karya bagi penyandang disabilitas intelektual," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial BBRSBG Kartini, Probo Retno Kuncoro Rini di Temanggung, Jumat.
Ia menyampaikan hal tersebut usai penutupan pertemuan persatuan orang tua penerima manfaat di BBRSB Kartini, Temanggung yang berlangsung pada 28-29 Juni 2018 dengan kegiatan, antara lain konsultasi mengenai perkembangan dan penanganan anak, senam bersama, bazar, pameran, dan pentas kesenian.
Menurut dia selama ini batik ciprat karya penerima manfaat BBRSBG banyak dipesan oleh sejumlah instansi, termasuk dari Jakarta.
"Pesanan batik ciprat dari Jakarta cukup banyak, dari Kementerian Sosial dan dari instasi lain," katanya.
Batik ciprat untuk bahan satu baju dipasarkan antara Rp120.000 hingga Rp130.000 per potong.
"Harga batik ciprat tersebut tergantung motif dan warnanya," katanya.
Probo Retno mengatakan BBRSBG memiliki instalasi produksi untuk memantapkan bimbingan pada penerima manfaat sebelum mereka dikembalikan pada orang tua masing-masing.
"Kami mempunyai program prapembelajaran kerja, yakni menerapkan hasil-hasil bimbingan keterampilan yang diajarkan di sini, melalui prapembelajaran kerja kami harapkan hasilnya akan lebih bagus dan menarik minat pemilik usaha untuk merekrutnya," katanya.
Ia menuturkan selama ini instalasi produksi memiliki jaringan untuk pemasaran sudah bagus, karena mereka arahnya ke pruduk yang akan dijual, sedangkan untuk program bimbingan arahnya pameran dan tamu yang berkunjung ke sini.
"Tamu yang datang ke BBRSBG banyak juga yang membeli produk anak-anak," katanya.
Selain batik ciprat, katanya para penerima manfaat juga bisa memilih keterampilan lain yang disukai, antara lain keterampilan menjahit, boga, kayu, gerabah, dan kerumahtanggaan.