Semarang (Antaranews Jateng) - Baru saja, warga Jawa Tengah merayakan pesta demokrasi untuk memilih pemimpinnya, sebagaimana daerah-daerah lain yang juga menyelenggarakan pemilihan kepala daerah serentak.

Tak terkecuali di Kabupaten Rembang, sebagai salah satu daerah di Jateng yang kerap menghiasi pemberitaan media seiring dengan adanya penolakan sejumlah warganya atas pembangunan Pabrik Semen Indonesia di Rembang.

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng 2018 diikuti dua pasangan calon, yakni Ganjar Pranowo-Taj Yasin pada nomor urut satu yang diusung PDI Perjuangan, PPP, bersama koalisi sejumlah partai.

Pada nomor urut dua, pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah yang diusung Gerindra, PKB, bersama koalisi sejumlah partai politik yang sama-sama memperebutkan perolehan suara terbesar pada 27 Juni lalu.

Ganjar merupakan kandidat petahana yang selama ini kerap berurusan dengan warga penolak Pabrik Semen Rembang karena Gubernur Jateng yang menerbitkan izin pembangunan pabrik semen berpelat merah itu.

Beberapa kali, perwakilan warga penolak Pabrik Semen Rembang menggelar aksi di Kantor Gubernur Jateng, bahkan sampai "ngeluruk" (berangkat) ke Istana Negara untuk mengadukan masalah itu kepada Presiden RI Joko Widodo.

Di sekitar Pabrik Semen Rembang, setidaknya ada lima desa yang masuk dalam ring I, yakni Desa Tegaldowo, Kajar, Pasucen, dan Timbrangan di Kecamatan Gunem, serta Desa Kadiwono yang berada di Kecamatan Bulu.

Perolehan suara di lima desa ring I itu tentu menjadi menarik ketika Sang Petahana kembali maju sebagai calon gubernur, terutama karena kebijakannya yang dinilai pro atas pembangunan Pabrik Semen Rembang.

Suasana layaknya pesta demokrasi dengan aktivitas di tempat pemungutan suara (TPS) pun terlihat pada Rabu (27/6) dengan keikutsertaan warga dengan datang ke TPS meski terasa tak terlalu semarak.

Sejak Rabu (27/6) pagi, satu demi satu warga bergantian datang ke TPS, sementara aktivitas masyarakat pun berjalan biasa, ada yang bercocok tanam, menggembala ternak, ada juga yang bercengkerama di depan rumah.

Di Desa Tegaldowo yang paling banyak warganya sehingga membutuhkan 10 TPS, sementara di Desa Pasucen ada dua TPS, Desa Timbrangan dan Kajar masing masing tiga TPS, serta Desa Kadiwono juga hanya memiliki dua TPS.

Kurangnya antusias warga ternyata diakui oleh Suwignyo, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 1 Desa Timbrangan karena tingkat partisipasi pemilih rendah, hanya 50 persen lebih sedikit.

"Dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 413 pemilih, hanya 219 yang mencoblos. Memang beda sama pemilihan kepala desa, 100 persen pasti. Semua warga pasti datang mencoblos," ungkapnya.

Menariknya, partisipasi pemilih pada Pilgub Jateng 2013 di TPS kala itu menyentuh 80 persenan yang dimenangi oleh Ganjar yang ketika itu berpasangan dengan Heru Sudjatmoko diusung oleh PDI Perjuangan.

"Saya lupa pastinya, tetapi pada Pilgub 2013 partisipasi warga lumayan tinggi sampai 80 persen. Saya ingat, Pak Ganjar yang menang, dapat 70 persen suara. Ndak tahu juga sekarang kok sepi," sebutnya.

    
                  Kalah
Tepat pukul 13.00 WIB, pencoblosan resmi ditutup dan tibalah waktunya penghitungan suara. Perolehan suara Ganjar-Yasin ternyata melorot di tiga dari lima desa yang masuk ring I Pabrik Semen Rembang.

Di Desa Tegaldowo, Ganjar-Yasin mendapatkan 896 suara, sementara Sudirman-Ida melejit dengan 1.110 suara, Ganjar-Yasin di Desa Kajar peroleh 248 suara, sedangkan Sudirman-Ida mendapatkan 364 suara.

Ganjar-Yasin kembali menelan kekalahan di Desa Timbrangan dengan 223 suara dan Sudirman-Ida 342 suara, namun di Desa Pasucen, Ganjar-Yasin unggul telak dengan 323 suara, melampaui Sudirman-Ida dengan 116 suara.

Perolehan suara Ganjar yang berpasangan dengan putra ulama kharismatik dari Rembang, K.H. Maimoen Zubair itu, kembali menang telak di Desa Kadiwono dengan perolehan 353 suara, sedangkan Sudirman-Ida 112 suara.

Dari total perolehan suara di Kecamatan Gunem yang memiliki 16 desa itu, pasangan Ganjar-Yasin juga menang dengan 6.254 suara, sedangkan pasangan Sudirman-Said hanya mendapatkan 4.771 suara.

"Hasil perolehan suara di Kecamatan Gunem, Ganjar-Yasin dapat 6.254 suara dan Sudirman-Said 4.771 suara. Suara tidak sah ada 727," kata Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Gunem A Zaenal Arifin.

Jumlah DPT yang tercatat di Kecamatan Gunem sebanyak 19.043 suara, sedangkan mereka yang menggunakan hak pilihnya tercatat hanya 11.752 pemilih atau sekitar 61,8 persen.

Kurang antusiasnya masyarakat terhadap pilgub, diakui pula oleh Kepala Desa Kadiwono Ridwan dengan mengatakan bahwa gereget pilgub memang tidak sebesar pilkades, bagi masyarakat desa khususnya.

"Wah, kalau pilkades, lebih seru. Tensi politiknya tinggi. Ya, kan warga kenal dekat siapa saja calonnya, apa visi-misinya, sampai siapa-siapa tim suksesnya. Kalau pilgub, biasa saja," jelasnya.

Ridwan pun mengaku sudah sering menghadapi teror maupun ancaman ketika dahulu mencalonkan sebagai kades, termasuk sampai warga sempat terpecah menjadi dua kubu ketika menjelang pelaksanaan pilkades.

"Tidak sama dengan pilgub, ya, seperti ini, tenang-tenang saja. Namun, seingat saya, waktu Pilgub Jateng dulu (2013, red.) partisipasi warga masih tinggi, sekitar 90 persen," jelasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Gunem Ali Anwar bahwa tensi politik warga pada pilgub memang tidak terlalu mengkhawatirkan ketimbang pilkades yang cenderung rawan.

Berkaca pada Pilgub Jateng 2018, ia mengakui kurangnya antusias warga untuk menggunakan hak suaranya dari hasil pantauannya di sejumlah TPS, diperkuat dengan hasil penghitungan suara.

Di sisi lain, Ali bersyukur situasi warga di desa tersebut tetap kondusif menjelang hingga pelaksanaan Pilgub Jateng karena sempat ada kekhawatiran, terutama di ring I Pabrik Semen Rembang.

"Saya sendiri yakin pada pilgub ini tetap kondusif dan aman. Buktinya, lancar. Justru yang perlu dikhawatirkan itu kalau pilkades. Tensi politik warga cenderung tinggi," jelasnya.


 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024