Kudus (Antaranews Jateng) - Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berniat memetakan sektor usaha mikro kecil menengah di daerah setempat yang membutuhkan pasokan gula rafinasi.
"Pemetaan tersebut, bertujuan untuk mengetahui pelaku UMKM di Kudus yang sebetulnya membutuhkan gula rafinasi untuk meningkatkan daya saing usahanya di pasar lokal maupun nasional," kata Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Imam Prayitno di Kudus, Kamis.
Menurut dia pelaku UMKM yang bergerak di bidang makan atau minuman tentunya sulit bersaing dengan industri besar yang produknya jauh lebih berkualitas dan dijual dengan harga yang lebih terjangkau.
Hal itu, katanya, salah satu faktornya karena bahan baku produknya diperoleh dengan harga lebih murah, yakni dalam menggunakan pemanis bisa menggunakan gula rafinasi.
Kondisi berbeda, kata dia, dialami pelaku UMKM harus menggunakan gula pasir yang beredar di pasaran dan dibeli dengan harga pasaran sehingga sulit berkompetisi dengan industri yang menggunakan gula rafinasi yang harganya jauh lebih murah, dibandingkan gula pasir di pasaran.
Dalam rangka meningkatkan daya saing produk UMKM, katanya, Dinas Perdagangan mencoba memunculkan gagasan untuk memetakan pelaku UMKM yang selama ini dalam proses produksinya menggunakan gula pasir.
"Jika memang sangat membutuhkan gula rafinasi, tentunya akan difasilitasi apakah mereka memungkinkan mendapatkana salah satu komoditas tersebut," ujarnya.
"Pemetaan tersebut, bertujuan untuk mengetahui pelaku UMKM di Kudus yang sebetulnya membutuhkan gula rafinasi untuk meningkatkan daya saing usahanya di pasar lokal maupun nasional," kata Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Imam Prayitno di Kudus, Kamis.
Menurut dia pelaku UMKM yang bergerak di bidang makan atau minuman tentunya sulit bersaing dengan industri besar yang produknya jauh lebih berkualitas dan dijual dengan harga yang lebih terjangkau.
Hal itu, katanya, salah satu faktornya karena bahan baku produknya diperoleh dengan harga lebih murah, yakni dalam menggunakan pemanis bisa menggunakan gula rafinasi.
Kondisi berbeda, kata dia, dialami pelaku UMKM harus menggunakan gula pasir yang beredar di pasaran dan dibeli dengan harga pasaran sehingga sulit berkompetisi dengan industri yang menggunakan gula rafinasi yang harganya jauh lebih murah, dibandingkan gula pasir di pasaran.
Dalam rangka meningkatkan daya saing produk UMKM, katanya, Dinas Perdagangan mencoba memunculkan gagasan untuk memetakan pelaku UMKM yang selama ini dalam proses produksinya menggunakan gula pasir.
"Jika memang sangat membutuhkan gula rafinasi, tentunya akan difasilitasi apakah mereka memungkinkan mendapatkana salah satu komoditas tersebut," ujarnya.