Karanganyar (Antaranews Jateng) - Kerajinan telenan yang diproduksi dengan memanfaatkan limbah kayu jati kini asal Desa Serangan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah, mulai diminati, dan permintaan pelanggan pasca-Lebaran meningkat dibanding sebelumnya
     Seorang pengrajin telenan, Christian Haryanto (49), di Karanganyar, Selasa, mengatakan, kerajinan telenan yang ditekuni sejak 2016 hingga sekarang masih digembari pelanggannya dari berbagai daerah.
     Menurut Christian permintaan pasca-Lebaran bulan ini, rata-rata mencapai 200 biji per bulan, sedangkan sebelumnya hanya sekitar 50 biji hingga 100 biji per bulan atau dua kali lipat.
     "Kami melayani permintaan konsumen pasar lokal untuk sementara di tempat cafe-cafe dan restoran di Jakarta, Jawa Barat, Bali, dan Surabaya," katanya.
     Harga kerajinan telenan produksi Karanganyar ini, kata dia,  ditawarkan mulai dari Rp80 ribu hingga Rp150 ribu per biji tergantung ukuran dan bentuk kesulitan produksi.
     "Kami dibantu 10 tenaga kerja dengan kemampuan produksi rata-rata sekitar 1.500 biji hingga 2.000 biji per bulan. Kami produksi masih sesuai pesanan pelangganya," katanya.
     Dia mengatakan soal bahan kayu, kat dia, dengan memanfaatkan jenis jati yang memiliki corak karakteristik sehingga sangat disukai pleh pelanggan. Kayu jati dengan memanfaatkan limbah dari  industri penggergajian membuat kusen dan daun pintu rumah serta lainnya.   
     "Bahan baku libah kayu masih tersedia banyak, dan harga rata-rata sekitar Rp16 juta hingga Rp17,5 juta per kubiknya," katanya.
     Menurut dia, pihaknya mencoba mengenalkan produksinya ke luar negeri melalui pameran-pameran di tingkat nasional hingga internasional. Telenan ini, sudah dilirik konsumen dari Korea Selatan. Mereka tertarik telenan produksinya karena miliki kualitas dan corak yang indah dekoratif.
     "Saya berharap produksinya mampu menembus ke pasar mancanegara," katanya. 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024