Nizhny Novgorod (Antaranews Jateng) - Pelatih timnas Argentina pada Rabu mendesak para penggemar untuk berhenti menyalahkan Lionel Messi ketika pertandingan tidak berjalan sesuai rencana, dan meminta mengapresiasi semua yang telah dilakukan sang kapten untuk tim nasional selama bertahun-tahun.
Messi begitu marah dengan dirinya sendiri karena gagal mencetak gol melalui penalti pada pertandingan pembukaan tim Amerika Selatan itu melawan Islandia, yang berakhir dengan skor imbang 1-1 pada turnamen yang berpeluang besar menjadi kesempatan terakhirnya untuk meniru kesuksesan Diego Maradona menjuarai Piala Dunia untuk Argentina.
"Messi tidak dapat menjadi satu-satunya orang yang disalahkan. Ketika ia mencetak gol, seluruh Argentina merayakannya, maka ketika ia gagal, kami tidak dapat menyalahkan dia sendirian... Itu merupakan cara berpikir yang terlalu mudah," kata Sampaoli pada malam menjelang pertandingan mereka selanjutnya di Grup D melawan Kroasia.
"Saya katakan kepada dia, "Ini adalah Piala Dunia untuk 40 juta (warga Argentina). Anda melakukan kesalahan, saya melakukan kesalahan, kami semua melakukan kesalahan"... Tim akan bersama ketika beberapa hal berjalan dengan baik dan ketika beberapa hal tidak berjalan lancar."
Berada di bawah tekanan setelah menjalani setahun yang tidak memuaskan saat mengarsiteki Argentina meski memiliki setumpuk talenta nomor satu, Sampaoli dibombardir dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai keputusan kontroversialnya menggunakan tiga bek tengah.
Ia menegaskan bahwa hal itu memberinya fleksibilitas untuk beradaptasi dengan lawan-lawan yang berbeda, namun ia mengakui bahwa Argentina perlu lebih "lentur" pada permainan mereka.
Lawan mereka berikutnya Kroasia menang mudah 2-0 atas Nigeria pada pertandingan pertama mereka, untuk meletakkan mereka di posisi teratas untuk lolos ke putaran berikutnya.
"Ini akan sulit. Kroasia memiliki generasi pemain yang luar biasa, yang mampu meraih kemenangan," kata Sampaoli.
Ketika banyak pihak beranggapan bahwa Argentina sangat tergantung kepada bintangnya itu, yang akan berusia 31 tahun pada akhir pekan ini dan mungkin akan tampil di Piala Dunia untuk terakhir kalinya, Sampaoli mengatakan untungnya obsesi terhadap Messi juga mengganggu kubu lawan.
"Ketika ia memiliki dua atau tiga pemain yang berusaha memblok dia, di tempat lain di lapangan seorang rekan setimnya bebas, itulah yang terjadi saat melawan Islandia," ucapnya. "Kami dapat mengambil keuntungan dari hal itu."
Sampaoli juga meminta publik Argentina berhenti berdebat mengenai apakah Messi lebih baik atau lebih buruk daripada Maradona, yang menjuarai Piala Dunia 1986, dan mengapresiasi kontribusi kedua orang itu terhadap sejarah olahraga negara mereka.
"Mereka berbeda. Konteks mereka berbeda," ucapnya, meminta para penggemar untuk melihat catatan keseluruhan Messi, yang merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang masa Argentina.
"Dengan Leo, Argentina hanya kalah tiga atau empat kali... Ia adalah pahlawan nasional, sebagaimana Diego. Semua orang Argentina memiliki nomor sepuluh Messi dan nomor sepuluh Maradona, itu tidak ternilai." Demikian laporan Reuters.
Messi begitu marah dengan dirinya sendiri karena gagal mencetak gol melalui penalti pada pertandingan pembukaan tim Amerika Selatan itu melawan Islandia, yang berakhir dengan skor imbang 1-1 pada turnamen yang berpeluang besar menjadi kesempatan terakhirnya untuk meniru kesuksesan Diego Maradona menjuarai Piala Dunia untuk Argentina.
"Messi tidak dapat menjadi satu-satunya orang yang disalahkan. Ketika ia mencetak gol, seluruh Argentina merayakannya, maka ketika ia gagal, kami tidak dapat menyalahkan dia sendirian... Itu merupakan cara berpikir yang terlalu mudah," kata Sampaoli pada malam menjelang pertandingan mereka selanjutnya di Grup D melawan Kroasia.
"Saya katakan kepada dia, "Ini adalah Piala Dunia untuk 40 juta (warga Argentina). Anda melakukan kesalahan, saya melakukan kesalahan, kami semua melakukan kesalahan"... Tim akan bersama ketika beberapa hal berjalan dengan baik dan ketika beberapa hal tidak berjalan lancar."
Berada di bawah tekanan setelah menjalani setahun yang tidak memuaskan saat mengarsiteki Argentina meski memiliki setumpuk talenta nomor satu, Sampaoli dibombardir dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai keputusan kontroversialnya menggunakan tiga bek tengah.
Ia menegaskan bahwa hal itu memberinya fleksibilitas untuk beradaptasi dengan lawan-lawan yang berbeda, namun ia mengakui bahwa Argentina perlu lebih "lentur" pada permainan mereka.
Lawan mereka berikutnya Kroasia menang mudah 2-0 atas Nigeria pada pertandingan pertama mereka, untuk meletakkan mereka di posisi teratas untuk lolos ke putaran berikutnya.
"Ini akan sulit. Kroasia memiliki generasi pemain yang luar biasa, yang mampu meraih kemenangan," kata Sampaoli.
Ketika banyak pihak beranggapan bahwa Argentina sangat tergantung kepada bintangnya itu, yang akan berusia 31 tahun pada akhir pekan ini dan mungkin akan tampil di Piala Dunia untuk terakhir kalinya, Sampaoli mengatakan untungnya obsesi terhadap Messi juga mengganggu kubu lawan.
"Ketika ia memiliki dua atau tiga pemain yang berusaha memblok dia, di tempat lain di lapangan seorang rekan setimnya bebas, itulah yang terjadi saat melawan Islandia," ucapnya. "Kami dapat mengambil keuntungan dari hal itu."
Sampaoli juga meminta publik Argentina berhenti berdebat mengenai apakah Messi lebih baik atau lebih buruk daripada Maradona, yang menjuarai Piala Dunia 1986, dan mengapresiasi kontribusi kedua orang itu terhadap sejarah olahraga negara mereka.
"Mereka berbeda. Konteks mereka berbeda," ucapnya, meminta para penggemar untuk melihat catatan keseluruhan Messi, yang merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang masa Argentina.
"Dengan Leo, Argentina hanya kalah tiga atau empat kali... Ia adalah pahlawan nasional, sebagaimana Diego. Semua orang Argentina memiliki nomor sepuluh Messi dan nomor sepuluh Maradona, itu tidak ternilai." Demikian laporan Reuters.