Solo (Antaranews Jateng) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya menjajaki pasar ekspor nontradisional untuk memperluas cakupan produk Indonesia di luar negeri.
     "Memang ada beberapa kesulitan yang kami hadapi, meski demikian kami tetap berupaya menjajaki kemungkinan pasar baru tersebut," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah M Arif Sambodo di Solo, Rabu.
     Ia mengatakan salah satu kesulitan yang dihadapi terkait dibukanya pasar ekspor baru yaitu produsen belum mengetahui peluang apa yang ada di negara tersebut dan barang seperti apa yang diminati oleh konsumennya.
     "Ini kan terkait dengan selera. Kalau sekarang kami sedang jajaki pasar Suriname, kami dimudahkan dengan banyaknya warga keturunan Jawa yang hidup di negara tersebut. Paling tidak dari sisi selera konsumennya hampir sama," katanya.
     Selain itu, dikatakannya, yaitu mengenai aturan kebijakan perdagangan luar negeri. Ia mengatakan jika bisnis tersebut sifatnya "government to government" (g to g) atau antarpemerintah maka kesulitan yang dihadapi relatif lebih mudah diselesaikan.
     "Ada plus minusnya, kalau g to g lebih cepat. Pemerintah kan yang punya wilayah, jadi lebih cepat," katanya.
     Sedangkan jika ekspor tersebut bersifat "bussines to bussines" (b to b) atauantar pelaku bisnis maka kerja sama bisa lebih mudah "match" atau cocok.
     "Kalau sudah cocok maka kami tinggal memfasilitasi, misalnya adanya kemudahan prosedur ekspor dan impor," katanya.
     Ia berharap dengan terpetakannya kesulitan-kesulitan tersebut solusi dapat cepat diperoleh sehingga rencana pembukaan pasar baru nontradisional bisa cepat terealisasi.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024