Solo (Antaranews Jateng) - Konsumsi listrik selama bulan Ramadhan 2018 di Area Surakarta mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan hari normal.
     "Meski demikian kenaikannya tidak signifikan, jika sebelumnya beban puncak Area Surakarta 680 mega watt (MW), selama Ramadhan ini naik menjadi 690 MW," kata Manajer PT PLN Area Surakarta Mundhakir di Solo, Rabu.
     Menurut dia, biasanya kenaikan pemakaian selama bulan Ramadhan berasal dari konsumen rumah tangga, sedangkan konsumen ini kontribusinya hanya kecil.
     Ia mengatakan untuk pemakaian terbesar berasal dari kalangan industri. Menurut dia, dari beban puncak tersebut 60 persennya merupakan kontribusi dari industri sedangkan sisanya adalah rumah tangga.
     "Memang kalau konsumsi listrik untuk masyarakat perkotaan cenderung stabil, jadi di momen-momen tertentu seperti bulan Ramadhan kali ini tidak terlalu berpengaruh," katanya.
     Sementara itu, dikatakannya, meski bulan Ramadhan PLN tetap berupaya meningkatkan pelayanan, salah satunya melalui program Gemerlap Lebaran.
     "Pada program ini untuk tempat ibadah yang ingin tambah daya tidak dikenai biaya apapun, kami gratiskan. Sedangkan pelanggan lain di luar rumah ibadah hanya kami kenakan biaya sebesar 50 persen dari biaya penyambungan," katanya.
     Ia mengatakan program tersebut berlaku sampai tanggal 30 Juni 2018. Oleh karena itu, bagi pelanggan yang ingin memanfaatkan program tersebut masih memiliki kesempatan cukup panjang.
     "Sejauh ini animo masyarakat cukup besar. Nantinya kami juga akan melakukan evaluasi, jika terbukti pelanggan terbantu oleh program ini maka kami akan usulkan agar program tersebut diselenggarakan kembali," katanya.
     Ia mengatakan hingga saat ini khusus di Area Surakarta, pelanggan yang sudah memanfaatkan program tersebut sebanyak 560 pelanggan.
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024