Cilacap (Antaranews Jateng) - Wilayah Jawa Tengah (Jateng) secara umum diprakirakan telah memasuki musim kemarau pada bulan Juni 2018, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, Teguh Wardoyo.

"Beberapa wilayah di Jateng bagian Timur telah memasuki musim kemarau pada bulan Mei, sedangkan beberapa daerah di pegunungan tengah diprakirakan memasuki musim kemarau pada dasarian (10 hari) kedua atau ketiga bulan Juni 2018. Jadi, wilayah tengah ini diprakirakan paling akhir memasuki musim kemarau," katanya di Cilacap, Senin.

Ia menjelaskan berdasarkan peta prakiraan awal musim kemarau yang dikeluarkan Stasiun Klimatologi Semarang, wilayah yang memasuki musim kemarau pada dasarian kedua atau ketiga Juni 2018 di antaranya sebagian besar Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara bagian Utara, sebagian besar Wonosobo, Pemalang bagian Selatan, Pekalongan bagian Selatan, dan Batang bagian Selatan.

Menurut dia, akumulasi curah hujan maksimal pada bulan Juni di wilayah pegunungan tengah tersebut diprakirakan mencapai 150 milimeter.

"Akumulasi curah hujan pada musim kemarau maksimum 150 milimeter dalam sebulan, sehingga jika kurang dari 150 milimeter sudah bisa dikatakan musim kemarau," katanya.

Kendati telah memasuki musim kemarau, tambah dia beberapa wilayah yang masih berpotensi terjadi hujan pada bulan Juni 2018 di antaranya Cilacap bagian barat dengan curah diprakirakan berkisar 51 - 100 milimeter, sedangkan Cilacap bagian Selatan dan Timur diprakirakan berkisar 50 - 150 milimeter.

Lebih lanjut, Teguh memrakirakan puncak musim kemarau akan berlangsung pada bulan Agustus 2018 berbarengan dengan puncak musim angin Timuran yang berlangsung di wilayah perairan Selatan Jateng.

"Kondisi sekarang, pembentukan `low pressure` berpindah ke Utara ekuator karena posisi semu matahari di Utara sehingga wilayah selatan ekuator cenderung ada `high pressure`. Oleh karena adanya perbedaan tekanan yang signifikan, angin Timurannya makin kuat, dan hujannya makin kurang, sehingga pada bulan Agustus 2018 diprediksi sebagai puncak musim kemarau dan puncak angin timuran," jelasnya.

Terkait dengan musim angin timuran, dia memrakirakan gelombang tinggi akan makin sering terjadi di perairan Selatan Jateng sehingga nelayan diimbau untuk berhati-hati saat melaut.

Selain itu, kata dia, wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan Jateng diimbau untuk tidak bermain air atau berenang terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas agar terhindar dari risiko gelombang tinggi.

"Seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, tinggi gelombang di wilayah pantai selatan Jateng berpotensi mencapai 2,5 meter sedangkan di wilayah Samudra Hindia Selatan Jateng mencapai 4 meter," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024