Semarang (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kota Semarang menggandeng arsitek sirkuit motrocross asal Inggris Greg Paul untuk menyiapkan gelaran kompetisi motocross internasional Motocross Grand Prix (MXGP) 2018.
"Sampai saat ini, pengerjaan sirkuit untuk gelaran MXGP sudah mencapai 50 persen. Ini masih dipandu oleh Mr Greg, nanti tinggal meneruskan saja," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Sabtu.
Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, menargetkan pengerjaan sirkuit rampung sebelum Lebaran, sementara untuk berbagai infrastruktur pendukung lainnya akan dikejar sebelum waktu pelaksanaan MXGP pada 7-8 Juli 2018.
Yang jelas, politikus PDI Perjuangan itu memastikan Kota Semarang siap menjadi tuan rumah ajang kompetisi motocross bergengsi itu dengan terus menyiapkan sarana dan prasarana pendukung gelaran tersebut.
Dalam beberapa hari ini, Hendi juga mengaku terus meninjau progres pembangunan sirkuit motocross di kawasan Bukit Semarang Baru (BSB) Mijen, Semarang itu, termasuk aktif berkomunikasi dengan Greg Paul.
"Sebelum Mr Greg terbang ke Slovakia, nanti akan melakukan `marking area`. Jadi, setelah itu tinggal sedulur-sedulur di lapangan yang meneruskan pengerjaan sirkuitnya," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Rencananya, kata dia, Greg dijadwalkan akan berada di Semarang hingga Senin (4/6), kemudian berpindah menangani "project" serupa di Slovakia sehingga pengerjaan sirkuit motocross di Semarang terus dikebut.
Hendi memprediksi gelaran kompetisi motocross internasional itu akan menyedot sampai 100 ribu wisatawan ke Kota Semarang sehingga berbagai sarana dan prasarana pendukung gelaran akan disiapkan maksimal.
"Dari hasil komunikasi dengan beliau, nanti diminta membuat tulisan Semarang yang besar dan membangun suasana penuh kearifan lokal. Kami juga akan tanam pohon pisang di sekitar lintasan," katanya.
Sementara itu, Greg Paul mengakui lintasan MXGP 2018 di Semarang akan sangat istimewa karena berbeda dengan sirkuit-sirkuit motocross yang pernah didesainnya di gelaran-gelaran serupa lainnya.
Secara spesifikasi, kata dia, lebih tinggi dibandingkan sirkuit-sirkuit lainnya, tetapi tetap menonjolkan sisi kearifan lokal dengan berbagai elemen-elemen khas Kota Semarang yang dipasang di sirkuit.
"Sampai saat ini, pengerjaan sirkuit untuk gelaran MXGP sudah mencapai 50 persen. Ini masih dipandu oleh Mr Greg, nanti tinggal meneruskan saja," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Sabtu.
Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, menargetkan pengerjaan sirkuit rampung sebelum Lebaran, sementara untuk berbagai infrastruktur pendukung lainnya akan dikejar sebelum waktu pelaksanaan MXGP pada 7-8 Juli 2018.
Yang jelas, politikus PDI Perjuangan itu memastikan Kota Semarang siap menjadi tuan rumah ajang kompetisi motocross bergengsi itu dengan terus menyiapkan sarana dan prasarana pendukung gelaran tersebut.
Dalam beberapa hari ini, Hendi juga mengaku terus meninjau progres pembangunan sirkuit motocross di kawasan Bukit Semarang Baru (BSB) Mijen, Semarang itu, termasuk aktif berkomunikasi dengan Greg Paul.
"Sebelum Mr Greg terbang ke Slovakia, nanti akan melakukan `marking area`. Jadi, setelah itu tinggal sedulur-sedulur di lapangan yang meneruskan pengerjaan sirkuitnya," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Rencananya, kata dia, Greg dijadwalkan akan berada di Semarang hingga Senin (4/6), kemudian berpindah menangani "project" serupa di Slovakia sehingga pengerjaan sirkuit motocross di Semarang terus dikebut.
Hendi memprediksi gelaran kompetisi motocross internasional itu akan menyedot sampai 100 ribu wisatawan ke Kota Semarang sehingga berbagai sarana dan prasarana pendukung gelaran akan disiapkan maksimal.
"Dari hasil komunikasi dengan beliau, nanti diminta membuat tulisan Semarang yang besar dan membangun suasana penuh kearifan lokal. Kami juga akan tanam pohon pisang di sekitar lintasan," katanya.
Sementara itu, Greg Paul mengakui lintasan MXGP 2018 di Semarang akan sangat istimewa karena berbeda dengan sirkuit-sirkuit motocross yang pernah didesainnya di gelaran-gelaran serupa lainnya.
Secara spesifikasi, kata dia, lebih tinggi dibandingkan sirkuit-sirkuit lainnya, tetapi tetap menonjolkan sisi kearifan lokal dengan berbagai elemen-elemen khas Kota Semarang yang dipasang di sirkuit.