Semarang (Antaranews Jateng) - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana menegaskan banjir yang terjadi di kawasan Kaligawe Semarang bukan diakibatkan tanggul jebol, melainkan rontoknya parapet sungai.
"Ini baru diatasi. Jadi, itu bukan karena tanggul jebol, tetapi parapet Sungai Sringin di Trimulyo rontok akibat tingginya rob," kata Kepala BBWS Pemali Juana Ruhban Ruziyatno di Semarang, Kamis.
Sebagaimana diwartakan, banjir menggenangi kawasan Kaligawe Semarang, Rabu (23/5), mulai depan kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Terminal Terboyo, hingga Kawasan Industri Terboyo.
Hingga Kamis sore, genangan air di sepanjang jalan menuju Kawasan Industri Terboyo Semarang masih cukup tinggi yang menyebabkan sepeda motor dan mobil yang nekat menerobos menjadi mogok.
Ruhban menjelaskan sebenarnya Sungai Sringin Lama maupun Sringin Baru ditutup menggunakan tanggul sehingga debit rob bisa ditahan dengan buka tutup sementara tanggul tersebut.
"Namun, yang rontok ternyata parapet di tepi Sungai Sringin karena tidak kuat menahan besarnya rob, limpasan air pasang dari laut. Nah, parapet ini yang sedang kami benahi," katanya.
Diakuinya, rob kali ini cukup besar dengan ketinggian mencapai 1,7 meter, melebihi ketika terjadi Badai Cempaka beberapa waktu lalu yang ketika itu hanya menyebabkan rob setinggi 1,5 meter.
"Ketika Badai Cempaka dulu robnya hanya setinggi 1,5 meter, tetapi kemarin bisa sampai 1,7 meter. Saya enggak tahu ini karena fenomena alam apa. Karena parapet sungai rontoh, air melimpas ke jalan," katanya.
Jadi, kata Ruhban, kebocoran parapet sungai berada di hilir utara bendungan dari arah laut, sementara sungai di atas bendungan yang mengarah ke kota dalam kondisi kering.
Sementara itu, Camat Genuk Ali Mochtar menuturkan dampak jebolnya parapet Sungai Sringin menyebabkan kawasan Industri Terboyo mengalami banjir cukup parah, sampai ke Jalan Kaligawe Raya dan permukiman penduduk.
"Tadi pagi, rob sudah surut, tetapi air sudah telanjur menggenangi jalan dan permukiman yang posisinya rendah. Kalau permukiman yang terdampak di wilayah RW 02 Kelurahan Trimulyo," katanya.
Meski demikian, Ali mengatakan parapet sungai yang jebol itu sudah ditutup tanah oleh BBWS Pemali Juana menggunakan alat berat, sementara air permukiman disedot dengan pompa-pompa yang tersedia.
"Ini baru diatasi. Jadi, itu bukan karena tanggul jebol, tetapi parapet Sungai Sringin di Trimulyo rontok akibat tingginya rob," kata Kepala BBWS Pemali Juana Ruhban Ruziyatno di Semarang, Kamis.
Sebagaimana diwartakan, banjir menggenangi kawasan Kaligawe Semarang, Rabu (23/5), mulai depan kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Terminal Terboyo, hingga Kawasan Industri Terboyo.
Hingga Kamis sore, genangan air di sepanjang jalan menuju Kawasan Industri Terboyo Semarang masih cukup tinggi yang menyebabkan sepeda motor dan mobil yang nekat menerobos menjadi mogok.
Ruhban menjelaskan sebenarnya Sungai Sringin Lama maupun Sringin Baru ditutup menggunakan tanggul sehingga debit rob bisa ditahan dengan buka tutup sementara tanggul tersebut.
"Namun, yang rontok ternyata parapet di tepi Sungai Sringin karena tidak kuat menahan besarnya rob, limpasan air pasang dari laut. Nah, parapet ini yang sedang kami benahi," katanya.
Diakuinya, rob kali ini cukup besar dengan ketinggian mencapai 1,7 meter, melebihi ketika terjadi Badai Cempaka beberapa waktu lalu yang ketika itu hanya menyebabkan rob setinggi 1,5 meter.
"Ketika Badai Cempaka dulu robnya hanya setinggi 1,5 meter, tetapi kemarin bisa sampai 1,7 meter. Saya enggak tahu ini karena fenomena alam apa. Karena parapet sungai rontoh, air melimpas ke jalan," katanya.
Jadi, kata Ruhban, kebocoran parapet sungai berada di hilir utara bendungan dari arah laut, sementara sungai di atas bendungan yang mengarah ke kota dalam kondisi kering.
Sementara itu, Camat Genuk Ali Mochtar menuturkan dampak jebolnya parapet Sungai Sringin menyebabkan kawasan Industri Terboyo mengalami banjir cukup parah, sampai ke Jalan Kaligawe Raya dan permukiman penduduk.
"Tadi pagi, rob sudah surut, tetapi air sudah telanjur menggenangi jalan dan permukiman yang posisinya rendah. Kalau permukiman yang terdampak di wilayah RW 02 Kelurahan Trimulyo," katanya.
Meski demikian, Ali mengatakan parapet sungai yang jebol itu sudah ditutup tanah oleh BBWS Pemali Juana menggunakan alat berat, sementara air permukiman disedot dengan pompa-pompa yang tersedia.