Sukoharjo (Antaranews Jateng) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani meminta agar masyarakat terdampak erupsi Gunung Merapi mau bertahan di tempat pengungsian sementara, baik di Provinsi Jawa Tengah maupun D.I. Yogyakarta.
     "Saya ingin masyarakat terdampak mau bertahan di tempat pengungsian yang lebih aman," kata Puan Maharani usai acara membagikan bantuan untuk penerima program peningkatan kesejahteraan, di Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jateng, Kamis. ??? ?
     Menurut Puan Maharani Gunung Merapi mengalami sejumlah letusan freatik dalam beberapa hari terakhir, masyarakat terdampak ingin tetap di pos pengungsian, dan jangan kembali ke rumah hingga arahan selanjutnya.
     "Kami berharap semoga bencana ini, tidak berlangsung lama dan tidak parah," kata Puan Maharani.
     Puan Maharani mengatakan pemerintah sekarang siap menanggulangi kemungkinan Gunung Merapi meletus, tetapi pihaknya tidak berharap hal tersebut terjadi. Status Merapi dari normal naik ke waspada, tetapi diharapkan menyemburkan magma atau erupsi.
     Namun, masyarakat telah waspada dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, sukarelawan dan yang lainnya sudah siap.
     Selain itu, Pemerintah juga menangani korban bencana dengan melakukan koordinasi dengan menteri-menteri dan pihak terkait untuk menangani masalah kesehatan dan pendidikan anak-anak.
     "Kami menjami khusus pendidikan pengungsi yang masih usia sekolah tetap mendapatkan edukasi di titik pengungsian," tuturnya.
     Sementara Puan Maharani dalam acara memberikan bantuan kepada masyarakat antara lain alat bantu disabilitas, peralatan pertanian, pendidikan, kendaraan operasional dan bibit tanaman untuk petani di Sukoharjo.
     Selain itu, Puan Maharani sempat berinteraksi dengan sejumlah siswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) warga Sukoharjo. Sejumlah bantuan lainnya alat dengar bagi warga disabilitas, bantuan pendidikan dan pembinaan untuk pelajar berprestasi.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024