Purwokerto(Antaranews Jateng) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto mengharapkan Tim Pengendali Inflasi Daerah di wilayah eks Keresidenan Banyumas dapat mengoptimalkan upaya pengendalian inflasi rutin selama Ramdan dan menjelang Idulfitri 1439 Hijriah.

     "Upaya pengendalian inflasi rutin itu, di antaranya pasar murah, inspeksi mendadak di pasar, dan pengelolaan ekspektasi masyarakat," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto Agus Chusaini di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa sore.

     Agus mengatakan hal itu saat Rapat Koordinasi Wilayah TPID se-Eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara di Ruang Kresna, Hotel Aston Imperium, Purwokerto.

     Menurut dia, TPID masing-masing kabupaten dapat melaksanakan program pengendalian harga atau pasokan khusus untuk komoditas penyumbang inflasi utama di setiap daerah.

     "TPID perlu mengantisipasi kenaikan harga komoditas pangan. Upaya mitigasi kenaikan harga komoditas penyumbang inflasi utama, misalnya dengan peningkatan jumlah pasokan," katanya.

     Kegiatan pasar murah, kata Agus, bertujuan menyediakan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau, khususnya untuk warga miskin.

     Agus mengatakan bahwa pengelolaan ekspektasi masyarakat berupa memberikan pengetahuan terkait dengan harga komoditas dan edukasi untuk belanja bijak.

     "Inspeksi mendadak atau sidak pasar berupa melakukan pemantauan harga bahan pangan di pasar untuk mencegah lonjakan harga yang tidak normal," katanya.

     Saat ditemui usai rapat, Agus mengatakan bahwa Rakorwil TPID se-Eks Keresidenan Banyumas ditujukan untuk mengantisipasi kenaikan harga akibat lonjakan permintaan dari masyarakat saat Ramadan hingga menjelang Lebaran 2018 yang dapat memicu terjadinya inflasi.

     Dari hasil Rakorwil TPID tersebut, kata Agus, seluruh pemerintah kabupaten di eks Keresidenan Banyumas secara umum siap untuk menyambut Ramadan dan Lebaran 2018.
     
   Agus mengakui jika saat sekarang sudah terjadi kenaikan harga beberapa komoditas, di antaranya telur ayam ras dan daging ayam ras.

     "Misalnya, telur yang beberapa waktu terakhir permintaannya cukup tinggi sehingga harganya ada kecenderungan naik sehingga perlu diantisipasi oleh semuanya. Teman-teman meyakini bahwa stok telur itu tersedia," kata Agus.
     
Sementara itu, untuk daging ayam ras meskipun penyumbang inflasi, kata Agus, kenaikan harganya masih wajar. Oleh karena itu, menurut Agus, pemerintah kabupaten perlu mengantisipasi kenaikan harga komoditas tersebut.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024