Semarang (Antaranews Jateng) - Sebanyak 1.370 peserta mengikuti ujian tulis berbasis komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018 di wilayah Panitia Lokal SBMPTN 42 Semarang.

"Panlok SBMPTN 42 meliputi empat PTN, yakni Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang, Universitas Tidar, dan UIN Walisongo," kata Ketua Panlok SBMPTN 42 Semarang Prof. Rustono di Semarang, Selasa.

Ia menyebutkan jumlah peserta SBMPTN berbasis komputer itu terbagi di empat lokasi, yakni 460 peserta di 13 ruang dengan jumlah dua lokasi di Undip, 700 peserta dengan jumlah 31 ruang di dua lokasi di Unnes.

Kemudian, sebanyak 130 peserta yang menempati lima ruang di Universitas Negeri Islam (UIN) Walisongo Semarang dan Untidar sebanyak 80 peserta yang melaksanakan ujian di empat ruang ujian.

Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman menjelaskan pelaksanaan ujian SBMPTN 2018 terbagi dua sistem, yakni ujian tulis berbasis cetak sebagaimana biasanya dan ujian tulis berbasis komputer.

"Kami tadi sudah cek di beberapa tempat yang melaksanakan ujian komputer. Bisa dipastikan komputer jelas memadai. Kalau listrik mati, tetap bisa jalan. Tidak menghilangkan data," katanya.

Menurut dia, pelaksanaan SBMPTN mengacu pada dua pilar utama, yakni prestasi dan kejujuran yang menjadi hal terpenting untuk memastikan pelaksanaannya berjalan dengan jujur dan transparan.

Fathur pun mengecek sendiri kerahasiaan soal dengan memastikan segel naskah soal yang tetap utuh dan dibuka disaksikan saksi sebagai perwujudan dari aspek kejujuran dalam pelaksanaan SBMPTN.

Bahkan, kata dia, para petugas juga sudah disiapkan untuk memeriksa setiap peserta yang akan mengikuti ujian tertulis SBMPTN, baik berbasis cetak maupun komputer untuk menjaga kejujuran.

"Jadi, ruang ujian harus betul-betul steril. Untuk yang berbasis cetak, kami pastikan peserta tidak membawa 'kepekan' (kunci soal), untuk yang berbasis komputer juga sama. Tidak boleh membawa 'flashdisk'," katanya.

Selain itu, ia memastikan pelaksanaan SBMPTN di Unnes berlangsung dengan lancar tanpa ada kendala berarti, termasuk peserta yang terlambat melebihi toleransi waktu yang ditentukan.

"Kami juga tidak menginginkan adanya joki. Kalau tertangkap tangan menggunakan joki akan diserahkan kepada pihak berwajib. Peserta yang dijoki pun akan dicoret dari SBMPTN," katanya. 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024