Semarang (Antaranews Jateng) - Dinas Pendidikan Kota Semarang mengadakan "Gelar Pendidikan Karakter 2018" untuk memamerkan hasil pendidikan karakter yang selama ini dilakukan sekolah, khususnya sekolah dasar.

"Kami selama ini kan sudah menggencarkan program penanaman pendidikan karakter di sekolah-sekolah. Setelah itu bagaimana? Bagaimana kalau dipamerkan," kata Kepala Disdik Kota Semarang Bunyamin di Semarang, Senin.

Ia mengatakan pengembangan potensi siswa setidaknya terbagi atas tiga, yakni "knowledge" (pengetahuan), keterampilan, dan sikap yang merupakan bagian dari penanaman pendidikan karakter.

Di dalam konsep pendidikan karakter, kata dia, memiliki 18 tata nilai yang lima di antaranya adalah skala prioritas, yakni nilai religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.

"Hasilnya bagaimana? Bisa disaksikan sendiri, misalnya atraksi karawitan yang dipamerkan siswa. Tidak tanggung-tanggung, ada 18 kelompok kesenian SD yang tampil memainkan kesenian karawitan," katanya.

Kesenian karawitan, kata dia, bisa mewakili nilai dalam pendidikan karakter, seperti kegotongroyongan, sebab untuk menciptakan irama dan nada yang baik diperlukan kekompakan dan kegotongroyongan.

"Ada juga pameran inovasi pembelajaran (inobel) untuk guru, misalnya bagaimana memanfaatkan barang-barang bekas menjadi alat pembelajaran yang berguna. Ini kan bagus dikembangkan," katanya.

Hal itu artinya, kata dia, Disdik berupaya mengisi kekosongan ruang yang selama ini dimiliki sekolah yang selama ini lebih banyak memfasilitasi pengembangan prestasi, akademis, dan olahraga.

"Jadi, bisa dikatakan bahwa `Gelar Pendidikan Karakter` ini merupakan evaluasi kami terhadap proses penanaman pendidikan karakter di Semarang. Ya, tentunya sesuai potensi yang dimiliki sekolah," katanya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan pendidikan karakter merupakan fondasi yang pokok dalam menciptakan generasi bangsa yang religus, nasionalis, mandiri, bergotong royong, dan berintegritas.

"Beberapa waktu lalu, bangsa ini mengalami krisis karakter. Namun, dengan program Nawa Cita dan Revolusi Mental Presiden RI Joko Widodo sekarang ini generasi muda mulai terbentuk karakternya," katanya.

Lima nilai prioritas pendidikan karakter, kata Hendi, sapaan akrab politikus PDI Perjuangan itu, harus dikembangkan sehingga tercipta kepedulian generasi muda terhadap masyarakat, bangsa, dan negara.

"Sikap yang dipertontonkan para elite sekarang ini dengan saling menjelekkan, dan sebagainya merupakan sikap yang jauh dari karakter bangsa Indonesia yang cinta gotong royong," tegasnya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024