Sastrawan Malaysia sebut puisi esai Indonesia sudah berkembang

Kamis, 26 April 2018 11:27 WIB

Jakarta (Antaranews Jateng) - Dr. Rem Dambul, ilmuwan, kritikus sastra Malaysia yang menyebut puisi esai dari Indonesia sudah berkembang menjadi sastra diplomasi itu mendapat apresiasi dari pengagas puisi esai dari Indonesia, Denny JA.

Dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu, Denny JA menyambut baik pandangan Dr Rem Dambul yang melihat puisi esai kini sudah berkembang menjadi sastra diplomasi.

Denny JA selaku penggagas puisi esai mengaku tidak menyangka akhirnya puisi esai mendapat penghargaan di luar negeri. Setelah penyair Malaysia, penyair Thailand, Brunei dan Singapura bersiap pula menuliskan kisah batin dengan "setting" isu soal di negaranya masing masing.

Menurutnya, terjadi perkembangan baru yang segar dalam hubungan dua negara serumpun Indonesia dan Malaysia. "Civil society" dua negara itu merekatkan kembali hubungan batin dua negara melalui para penyair masing masing negara.

Sebanyak 10 penyair Indonesia dan Malaysia melakukan workshop di Sabah, Malaysia, 21-24 April 2018. Mereka mengekspresikan dinamika turun naiknya persahabatan dua negara dalam puisi esai.

Hubungan dua negara tidak hanya wilayah politik dan ekonomi, atau tidak hanya wilayah para politisi dan pengusaha. Hubungan dua negara juga menjadi wilayah budaya, yaitu puisi esai sehingga bisa memberikan fungsi diplomasi.

Penyair Indonesia yang mengikuti workshop yaitu Dhenok Kristianti, De Kemalawati, Fanny Jonathan Poyk, Isbedy Stiawan ZS, Hari Mulyadi, sedangkan dari penyair Malaysia Datuk Jasni Matlani, Siti Rahmah Ibrahim, Hasyuda Abadi, Abdul Karim Gullam dan Jasni Yakub.

Program tersebut dipimpin oleh Fatin Hamama dan Datuk Jasni Matlani. Terlibat pula Ahmad Gaus, penulis yang banyak mengerti puisi esai yang memberikan panduan.

Banyak kisah hubungan negara yang dituliskan dalam puisi esai itu. Ada kisah tenaga kerja Indonesia yang bermasalah di Malaysia. Ada kisah soal klaim budaya Indonesia yang diakui milik Malaysia. Ada pula refleksi hubungan Indonesia Malaysia sejak konfrontasi era Soekarno. (Editor : Tasrif Tarmizi).

Pewarta : Totok Marwoto
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Warga Malaysia peroleh remisi 2 bulan di Lapas Semarang

11 March 2024 20:50 Wib

Fakultas Hukum UMP gelar kuliah umum bersama Umam

10 March 2024 18:11 Wib

Dosen PGSD UMP laksanakan program pengabdian masyarakat di Malaysia

23 February 2024 14:32 Wib

Dosen HI Unsoed diseminasikan kajiannya di Malaysia

20 February 2024 15:03 Wib

Mahasiswa Unsoed ajak anak buruh migran di Malaysia cintai batik nusantara

29 January 2024 20:52 Wib
Terpopuler

Kalangan akademisi ramaikan Pilkada Surakarta

PERISTIWA - 25 April 2024 15:48 Wib

Wali Kota Surakarta gandeng sepatu lokal bantu siswa kurang mampu

PERISTIWA - 26 April 2024 13:27 Wib

Nyalanesia gandeng sejumlah pemda beri pendampingan literasi sekolah

PERISTIWA - 27 April 2024 17:07 Wib

PDAM Kota Magelang berikan subsidi masyarakat berpenghasilan rendah

PERISTIWA - 25 April 2024 15:49 Wib

Kemenag Surakarta: Lansia jadi prioritas petugas haji

PERISTIWA - 30 April 2024 8:24 Wib