Purwokerto (Antaranews Jateng) - Perguruan tinggi negeri maupun swasta di kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menyambut positif rencana pemerintah mendatangkan mendatangkan sekitar 200 dosen asing untuk mengajar di Indonesia.

"Itu tidak masalah karena kedatangan mereka dalam rangka pertukaran yang seimbang. Jadi, bukan berarti penyerbuan atau masuknya orang-orang asing ke Indonesia sehingga kita hanya pasif, itu yang enggak bisa," kata Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Jenderal Soedirman Prof Dr Mas Yedi Sumaryadi di Purwokerto, Rabu.

Ia menilai rencana pemerintah mendatangkan ratusan dosen asing untuk mengajar di perguruan tinggi Indonesia itu pada prinsipnya dalam rangka pertukaran sumber daya manusia (SDM) dosen.

Menurut dia, hal itu dilakukan dilakukan pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan mutu serta pengalaman dosen dan sebagainya.

"Bukan berarti masuknya tenaga kerja asing khususnya dosen itu akan menyisihkan dosen-dosen yang ada di negara kita," katanya.

Yedi mengatakan kehadiran dosen asing akan memberi pengetahuan baru dari negara mereka dan selanjutnya bisa membuka peluang bagi perguruan tinggi dalam negeri untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri.

Bahkan bagi Unsoed, kata dia, kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri termasuk mendatangkan dosen tamu dari mancanegara sudah biasa dilakukan sehingga rencana pemerintah mendatangkan ratusan dosen asing itu tidak menjadi masalah.

Senada dengan Mas Yedi Sumaryadi, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Muhammadiyah Purwokerto Dr Anjar Nugroh juga menilai rencana pemerintah mendatangkan sekitar 200 dosen asing untuk mengajar perguruan tinggi di Indonesia itu tidak menjadi persoalan.

"Hal itu justru dapat menumbuhkan kolaborasi perguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri serta kerja sama riset," katanya.

Kendati demikian, dia mengharapkan dalam upaya mendatangkan dosen-dosen asing itu, pemerintah harus benar-benar selektif dengan memilih orang-orang yang memiliki kompetensi di bidangnya.

Selain itu, kata dia, dosen asing yang didatangkan juga harus sesuai dengan kebutuhan perguruan tinggi di Indonesia.

"Yang paling penting harus ada batas waktu sampai kapan kita menggunakan tenaga asing. Mungkin bisa seperti Malaysia, pada awalnya mendatangkan dosen atau pengajar dari Indonesia dan saat dirasakan cukup, negara itu menggunakan tenaga pengajar dari negeri sendiri," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024