Indonesia tampaknya perlu mempelajari kembali latar belakang pembubaran United of Soviet Socialist Republics (USSR). Kenapa salah satu negara adikuasa yang memiliki wilayah terluas di dunia ini sampai bubar pada tanggal 31 Desember 1991?

Perdebatan terkait dengan wacana Indonesia bubar pada tahun 2030 yang kian menguras energi kalangan elite hendaknya tidak berlanjut. Masih ada persoalan bangsa lainnya yang perlu penanganan segera demi kemakmuran rakyat Indonesia. Bukan malah menjadikannya kesempatan untuk menyerang lawannya gara-gara mengutip novel berjudul "Ghost Fleet" (2015) karya P.W. Singer dan August Cole.

Alangkah baiknya informasi dari mana pun terkait dengan Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI), kalangan elite menyikapi dengan positif, bahkan menjadi momentum untuk memperkukuh bangsa ini.

Apakah Indonesia bakal bubar atau tidak? Wallahualam bissawab, Allah Yang Mahatahu sesungguhnya. Kendati demikian, anak bangsa harus berikhtiar agar bangsa ini tetap utuh sepanjang zaman.

Oleh karena itu, seyogianya kalangan elite tidak malah menjadikan polemik Indonesia bubar pada tahun 2030, apalagi mumpung lawan yang melontarkan wacana itu mereka anggap tidak mempunyai dasar yang kuat.

Polemik tersebut menjadikan situasi menghangat menjelang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden RI 2019. Belum ada jaminan siapa yang berhasil mematahkan argumentasi terkait dengan wacana tersebut bakal memenangi Pilpres mendatang.

Siapa pun peraih suara rakyat terbanyak pada Pilpres mendatang, hanya Allah subhanahu wa taala (Swt.) yang tahu lebih awal sebelum rakyat berbondong-bondong mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) pada tanggal 17 April 2019. Apakah dua periode atau ganti presiden? Sekali lagi, wallahualam bissawab.

Pewarta : Kliwon
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024